KESANTUNAN
BAGIAN AKHIR
KARANGAN ILMIAH
MAKALAH
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Diskusi Kelompok
pada
Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester Tiga
yang
Diampu oleh Drs. H. M. Nur Fawzan Ahmad, M. A.
DISUSUN
OLEH :
1.
VALENTINES RISMA (24010113120008)
2.
ISROFAH (24010113140086)
3.
GISCA PUTRI MAYANTI (24010112140089)
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS
SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
SEMARANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kesantunan Bagian Akhir Karangan” ini dengan baik. Makalah ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Bahasa
Indonesia.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Bapak Drs. H. M.
Fawzan Ahmad, M.A selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia.
2. Rekan-rekan yang
mengikuti kuliah Bahasa Indonesia.
3. Keluarga yang selalu
mendukung penyusun.
4. Semua pihak yang
membantu penyusun dalam proses penyusunan makalah “Kesantunan Bagian Akhir Karangan
Ilmiah” yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu.
Semoga makalah ini bermanfaat, menambah
wawasan baru, menjadi sumber informasi dan sumber inspirasi, bagi para pembaca.
Semarang, 22 Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C.
Tujuan ...................................................................................................................... 3
BAB II KESANTUNAN BAHASA BAGIAN PENUTUP KARANGAN ILMIAH
A.
Pengertian
Bagian Penutup Karangan Ilmiah.......................................................... 4
B.
Kesimpulan ............................................................................................................. 4
C.
Saran........................................................................................................................ 7
D.
Daftar Pustaka......................................................................................................... 7
E.
Lampiran.................................................................................................................. 14
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan............................................................................................................... 19
B.
Saran......................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 21
LAMPIRAN SOAL DAN KUNCI JAWABAN .................................................................. 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Karangan
ilmiah memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan akademik mahasiswa.
Hal ini terlihat jelas dari aktivitas akademik sehari-hari yang dilakukan.
Mulai dari tugas yang dibuat dalam bentuk makalah, berbagai laporan kegiatan
seperti laporan praktikum, laporan kerja praktek, laporan Kuliah Kerja Nyata
(KKN), dan lain sebagainya. Karangan ilmiah pun menjadi salah satu syarat
kelulusan mahasiswa, yaitu berupa skripsi.
Setiap
karangan ilmiah yang ditugaskan kepada mahasiswa pun memiliki tujuan yang
berbeda-beda. Makalah berisi tentang penelaahan singkat terhadap suatu kasus
yang didasari oleh karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang
yang ditelaah. Laporan praktikum berisi tentang laporan kegiatan yang dilakukan
seperti penelitian, observasi, percobaan dan lain sebagainya. Sedangkan skripsi
adalah laporan ilmiah yang menjadi persyaratan lulus akademis di jenjang S-1.
Karangan
ilmiah terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, isi dan penutup. Bagian
awal merupakan bagian penting dalam karangan ilmiah karena bagian awal
menentukan apakah pembaca akan melanjutkan ke bagian isi yang merupakan inti
dari makalah tersebut atau tidak. Maka dari itu, bagian awal dibuat semenarik
dan sebaik mungkin.
Namun
seringkali hal ini membuat penyusun makalah hanya menjadi terfokus untuk
mempercantik bagian awal dan isi. Bagian penutup menjadi dibuat sekenanya saja,
timpang dengan apiknya bagian awal dan isi. Padahal, bagian penutup tidak kalah
penting dengan bagian awal dan isi.
Bagian
penutup terdiri dari bagian penutup itu sendiri dan bagian akhir. Bagian
penutup berisi kesimpulan dan saran, sedangkan bagian akhir berisi daftar
pustaka dan lampiran. Di bagian kesimpulan, terdapat penarikan kesimpulan yang
merupakan gagasan yang muncul setelah memaparkan dan membahas
permasalahan-permasalahan pada bagian isi. Di bagian saran, terdapat saran
penyusun terhadap permasalahan yang diutarakan di bagian awal. Di bagian daftar
pustaka, terdapat daftar buku, majalah, jurnal, website atau media-media
lainnya yang menjadi referensi penyusun dalam menyusun karangan ilmiah
tersebut, dan di bagian daftar lampiran terdapat judul-judul lampiran yang
disertakan dalam karangan ilmiah.
Banyak penyusun karangan ilmiah yang kebingungan dalam
menyusun bagian penutup ini. Banyak penyusun yang menarik kesimpulan, memberi
saran dan menulis daftar pustaka dengan cara yang kurang sesuai dengan kaidah.
Dari latar
belakang di atas, maka penyusun memilih judul ” Kesantunan Bagian Akhir Karangan Ilmiah “ supaya para
penyusun dapat menarik kesimpulan, memberi saran dan menulis daftar pustaka
dengan cara yang sesuai dengan kaidah.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bagian penutup karangan
ilmiah?
2. Bagaimana cara membuat kesimpulan yang baik?
3. Bagaimana penulisan saran yang baik?
4. Bagaimana penulisan daftar pustaka yang baik?
5. Bagaimana cara membuat lampiran yang baik?
C. Tujuan
1.
Untuk memberikan
informasi kepada pembaca mengenai bagian penutup karangan ilmiah
2.
Untuk memberikan
informasi kepada pembaca mengenai cara membuat kesimpulan pada bagian penutup
karangan ilmiah yang baik dan benar
3.
Untuk memberikan
informasi kepada pembaca mengenai cara membuat saran pada bagian penutup
karangan ilmiah yang baik dan benar
4.
Untuk memberikan
informasi kepada pembaca mengenai cara membuat daftar pustaka pada bagian
penutup karangan ilmiah yang baik dan benar
5.
Untuk memberikan
informasi kepada pembaca mengenai cara membuat daftar lampiran pada bagian
penutup karangan ilmiah yang baik dan benar
BAB II
KESANTUNAN BAHASA BAGIAN PENUTUP KARANGAN ILMIAH
A. Pengertian
Bagian Penutup Karangan Ilmiah
Sekilas,
bagian penutup karangan ilmiah terlihat seperti satu rangkaian yang utuh.
Kenyataannya, bagian penutup karangan ilmiah terbagi lagi menjadi dua bagian,
yaitu bagian penutup karangan ilmiah itu sendiri dan bagian akhir karangan
ilmiah.
Bagian penutup karangan ilmiah
mencakup dua komponen, yaitu kesimpulan dan saran. Bagian ini menandakan
berakhirnya karangan ilmiah. Bagian penutup karangan ilmiah ini ditulis dengan
maksud untuk menarik kesimpulan dan menegaskan kembali pembahasan yang telah
dimaksudkan pada bagian kesimpulan, dan memberi saran yang relevan dengan
pembahasan kepada pembaca.
Bagian
akhir karangan ilmiah mencakup dua komponen, yaitu daftar pustaka dan lampiran.
Daftar pustaka berisi daftar referensi yang dipakai penyusun dalam penyusunan
karangan ilmiahnya sedangkan lampiran berisi data-data hasil observasi yang
dilakukan penyusun dalam proses penyusunan karangan ilmiah.
B. Kesimpulan
1.
Pengertian Kesimpulan
Kesimpulan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2008: 1209) adalah keputusan yang diperoleh berdasarkan
metode berpikir induktif atau deduktif.
Kesimpulan bisa dikatakan juga sebagai gagasan yang tercapai dalam
pembicaraan, dalam hal ini adalah pembahasan permasalahan pada bagian awal dan
isi. Dengan kata lain, kesimpulan adalah hasil atau bahkan dapat dikatakan
sebagai intisari dari pembahasan tersebut (Khumairoh & Prayoga, 2014: 5).
2. Ketentuan
Penulisan Kesimpulan pada Karangan Ilmiah
Ayu Dewi
Khumairoh dan Prayoga Febriandika (2014: 6) memaparkan beberapa hal yang perlu
diperhatikan dan diingat sebelum membuat kesimpulan makalah atau karya tulis
ilmiah, yaitu :
a. Isi dalam
kesimpulan harus berupa analisis dari kajian pustaka dan juga interpretasi dari
tema yang mana bentukanya dapat berupa implikasi (kesimpulan berdasar data) dan
dapat juga berupa inferensi (kesimpulan berdasar referensi).
b.
Kesimpulan sebaiknya dibuat dengan cara menggambarkan
secara singkat isi dari karya ilmiah yang telah dijelaskan sebelumnya.
c.
Dalam membuat kesimpulan karya tulis ilmiah, hindari
menyimpulkan materi yang tidak dibahas dalam pembahasan makalah atau karya
tulis ilmiah
Ada pula beberapa ketentuan untuk
membuat kesimpulan yang baik dan benar, yaitu:
a. Kesimpulan tidak
boleh menyimpang dari apa yang telah dibahas sebelumnya dan juga tidak mengulang
kata yang persis dengan apa yang telah dituliskan pada pembahasan
sebelumnya.
b. Dengan
deduksi atau pengambilan kesimpulan dari uraian atau materi yang diungkapkan
sebelumnya.
c.
Opini personal terkait dari apa yang telah
didiskusikan atau yang dibahas dalam makalah atau karya tulis ilmiah.
d.
Jangan lupa sebutkan keterbatasan penelitian yang kita
lakukan. Keterbatasan seharusnya dikaitkan dengan proses penelitian yang
dijalankan, dan tidak dengan tiba- tiba dimunculkan. Keterbatasan dapat
terkait dengan teori yang digunakan, metode yang diaplikasikan, ataupun terkait
dengan generalisasi hasil penelitian. Keterbatasan ini akan menjadi dasar untuk
bagian selanjutnya.
3. Contoh kesimpulan
Contoh yang benar:
a. Seluruhnya ditemukan 64 jenis fauna
ekhinoderm dari 38 marga. Jenis yang dominan atau menonjol kehadirannya yaitu
asteroid protoreaster nodosus dan O. brevipes, holothuroid holothuria
pervica, echinoid diadema setosum.
b. Kecuali Pulau Ruang, nilai indeks
ekologi yang diperoleh memperlihatkan sebaran fauna echinoderm merata. Indek
diversitas komunitas ekhinoderm terkecil diperoleh dari Pulau Paniki.
c. Hasil analisis kluster menunjukan
bahwa komunitas fauna ekhinoderm di lokasi Pulau-Pulau Tiga berbeda dengan
lokasi Kwandang dan Sangir Talaud.
(Komunitas Ekhinodermata dari
Beberapa Pulau di Daerah Sulawesi Utara; Darsono P., Aziz; Ilmu Kelautan 26:
77-88; 2002).
Contoh yang
salah:
Ditemukan
banyak jenis fauna ekhinoderm. Beberapa jenis yang dominan atau menonjol
kehadirannya misalnya asteroid protoreaster
nodosus. Kecuali pulau ruang, nilai indeks ekologi yang diperoleh
memperlihatkan sebaran fauna echinoderm merata. Indek diversitas komunitas
ekhinoderm terkecil juga diperoleh. Hasil analisa kluster menunjukan bahwa
komunitas fauna ekhinoderm di lokasi pulau-pulau tersebut berbeda.
Pada contoh yang kedua tidak
dicantumkan dengan jelas hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut, seperti
jumlah maupun jenis echinoderm (Ambariyanto,
2011:61).
C. Saran
1. Pengertian
Saran
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1268), saran adalah pendapat (usul, anjuran, cita-cita)
yang dikemukakan untuk dipertimbangkan.
Saran
pada karangan ilmiah merupakan informasi untuk ditindak- lanjuti oleh pembaca
bila akan mengadakan penelitian lanjutan. Saran ini bukan merupakan saran
penyusun pada objek penelitian atau instansi tertentu. Saran ini ditujukan
untuk kemajuan dan perkembangan
ilmu pengetahuan (Sari, 2013: 9).
2. Ketentuan Menulis
Saran pada Karangan Ilmiah
Saran atau rekomendasi diberikan di
dalam karangan ilmiah bilamana dipandang perlu. Saran dapat diberikan oleh
penyusun karangan ilmiah tersebut berdasarkan hasil penelitian dan penilaian.
Saran dapat pula diambil berdasarkan pendapat dan hasil pemikiran penyusun. (Sari, 2013: 9).
Syarat saran yang baik adalah memuat kata-kata anjuran, contohnya: supaya,
agar, sebaiknya, dan lain-lain.
D. Daftar
Pustaka
1. Pengertian
Daftar Pustaka
Dalam penyusunan karangan ilmiah, dibutuhkan banyak informasi-informasi
pendukung guna memperkuat pendapat yang dipaparkan. Informasi-informasi
tersebut bisa didapatkan melalui pendapat-pendapat para ahli yang sesuai dengan
bidang kajian. Pendapat-pendapat itu biasanya didapatkan dari berbagai sumber
bacaan, baik berupa buku, majalah, surat kabar maupun jurnal-jurnal ilmiah
lainnya. Bahan referensi ini harus dikumpulkan dalam suatu wadah yang dinamakan
daftar pustaka (Kuntarto, 2009: 237).
Jadi, dapat dikatakan bahwa daftar pustaka adalah salah satu teknik notasi
ilmiah yang merupakan kumpulan sumber bacaan atau sumber referensi saat menulis
karangan ilmiah.
2. Ketentuan Penulisan
Daftar Pustaka
Niknik M. Kuntarto (2009: 238) memaparkan beberapa ketentuan penulisan
daftar pustaka yang lazim digunakan dalam penulisan karangan ilmiah, yaitu:
a. Tajuk daftar pustaka ditulis dengan menggunakan huruf
kapital di bagian tengah atas.
b.
Menggunakan
alinea menggantung atau menonjol.
c.
Jarak spasi
setiap baris dalam satu sumber adalah satu spasi, sedangkan jarak antara sumber
bacaan yang satu dengan yang lainnya adalah satu setengah spasi.
d.
Daftar pustaka disusun
berdasarkan urutan abjad nama belakan penulis, atau nama lembaga yang
menerbitkan sumber abcaan, bukan berdasarkan urutan angka atau huruf.
e.
Gelar tidak
dicantumkan
3. Unsur-unsur
Daftar Pustaka
Ada bermacam-macam sumber referensi, yang berwujud fisik seperti buku,
majalah, surat kabar, antologi, makalah, laporan tugas akhir, skripsi, tesis,
dan disertasi. Ada juga yang tidak berwujud fisik seperti artikel-artikel yang tertulis
di dalam website. Berikut ini adalah susunan penulisan daftar pustaka yang
bersumber dari sumber-sumber yang telah disebut di atas:
DAFTAR PUSTAKA
Penulis. Tahun. Judul Buku. Tempat: Penerbit.
Penulis. Tahun. “Judul Artikel”. Dalam Nama Majalah. Edisi/Nomor (ditulis menggunakan angka
romawi)/Tanggal. Tempat.
Penulis. Tahun. “Judul Artikel”. Dalam Nama Surat Kabar. Tanggal. Tempat
Penulis. Tahun. “Judul Artikel”. Dalam Nama Antologi. Tempat: Penerbit.
Penulis. Tahun. “Judul Makalah”. Data Publikasi. Tempat.
Penulis. Tahun. “Judul Laporan Tugas Akhir”. Laporan Tugas Akhir.
Tempat: Nama Perguruan Tinggi.
Penulis. Tahun. “Judul Skripsi/Tesis/Disertasi”. Bentuk Karangan
(Skripsi/Tesis/Disertasi). Tempat: Nama Perguruan Tinggi.
(Kuntarto,
2009: 238)
4.
Keterangan Lain tentang Daftar Pustaka
Niknik M.
Kuntarto (2009: 239), menjelaskan aturan-aturan penulisan daftar pustaka
terkait beberapa kasus yang terjadi pada unsur penulis, tahun, dan judul
sumber.
a.
Penulis
1)
Jumlah Unsur
Nama pada Nama Penulis
Nama penulis pada daftar pustaka ditulis dengan
susunan nama belakang ditulis terlebih dahulu disusul dengan nama depan
dipisahkan dengan tanda koma (,). Hal ini dilakukan jika nama penulis lebih
dari satu unsur kata.
Contohnya: Valentines Risma
ditulis
Risma, Valentines
Jika nama penulis terdiri dari
tiga unsur, nama belakang tetapi ditulis terlebih dahulu, disusul nama depan
dan nama tengah.
Contohnya: Amalia
Ulul Azmi
ditulis
Azmi, Amalia Ulul
2)
Jumlah Penulis
Jika nama pengarang ada dua atau tiga orang, cara pencantuman dalam
daftar pustaka yaitu nama pengarang pertama dibalik sesuai kaidah yang telah
dipaparkan dan diikuti lambang ‘&’ (dan) diikuti nama pengarang kedua dan
ketiga tanpa membalik namanya.
Contohnya:
Arifin, Zaenal & S. Amran Tasai. Cermat
Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.
Luemburg, Jan van dkk. 1989. Tentang Sastra. Terjemahan Achadiati ikram. Jakarta: Intermasa.
3)
Penulis Tidak
Dicantumkan
Terkadang, sebuah buku tidak mencantumkan nama penulisnya. Jika hal itu
terjadi, maka yang dicantumkan adalah nama lembaga yang menerbitkan buku
tersebut.
Contohnya:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa menerbitkan
Kamus Istilah Ekonomi pada 2005 di Jakarta. Ditulis dalam daftar pustaka
sebagai berikut:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2005. Kamus Istilah Ekonomi. Jakarta.
atau jika mengambil dari surat kabar atau majalah, penulisannya akan
menjadi sebagai berikut:
Kompas. 2006. “Pesona Negeri Singa di Penghujung Tahun”. 8 November. Jakarta.
Femina. 1999. “Manakah Tipe Cinta Anda”. Nomor 18/VII, Mei. Jakarta.
(Kuntarto, 2009: 239)
4)
Buku dan Penulis
Sama
Jika mengambil sumber referensi dari beberapa buku dan penulis yang
sama, buatlah garis di bagian nama penulis.
Contohnya:
Keraf, Gorys. 1980. Komposisi,
Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende: Nusa Indah.
__________. 1981. Diksi dan Gaya
Bahasa. Ende: Nusa Indah.
__________. 1985. Eksposisi dan
Deskripsi. Ende: Nusa Indah.
__________. 2003. Argumentasi dan
Narasi. Jakarta: Gramedia.
(Kuntarto, 2009: 240)
b. Tahun
Penulisan tahun terbit dicantumkan setelah nama
penulis dan diakhiri tanda titik.
1)
Sumber Buku dari
Penulis dan Tahun yang Sama
Masalah yang timbul biasanya ketika diambil beberapa
sumber buku dari pengarang dan tahun yang sama. Tulislah huruf (a) di belakang
tahun yang terbitnya lebih dahulu dan tulislah huruf (b), (c), dan seterusnya
di belakang tahun yang terbit terakhir. Pencantuman huruf di belakang tahun ini
berfungsi untuk memudahkan perujukan dalam innote.
Perhatikan contoh berikut ini:
1.4 Pendekatan
Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosiologi sastra.
Menurut Sapardi Djoko Damono (1987a: 1), sosiologi sastra adalah ilmu yang
membahas hubungan antara pengarang, masyarakat, dan karya sastra. Selanjutnya,
ia menjelaskan bahwa melalui sosiologi sastra kita dapat menganalisis ‘Apakah
latar belakang sosial pengarang menentukan isi karangan? Apakah dalam
karya-karyanya pengarang mewakili golongannya? Apakah …. (Damono, 1987b: 14)’
Ketika pembaca ingin
mengetahui secara lengkap sumber bacaan yang digunakan pada kutipan tersebut,
pembaca akan mengalami kesulitan jika tidak tercantum huruf a dan b. Apakah
kedua kutipan tersebut berasal dari buku yang sama atau berbeda. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat dalam daftar pustaka sebagai berikut:
Damono, Sapardi
Djoko. 1987a. Sosiologi Sebuah Pengantar
Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
___________________.
1987b. “Catatan Kecil tentang Aspek Rekreatif Sastra Populer”. Makalah.
Yogyakarta.
2) Sumber Bacaan dari Penulis yang Sama dengan Tahun yang
Berbeda-beda
Jika sumber
bacaan ditulis oleh penulis yang sama dengan tahun yang berbeda-beda, maka
daftar pustaka diurutkan berdasarkan tahun yang terdahulu dan diikuti dengan
sumber bacaan yang tahun terbitnya paling akhir.
Contohnya:
Teeuw, A. 1953. Pokok dan Tokoh dalam Kesusastraan Indonesia
Baru. Jakarta: Jajasan Pembangunan.
-----------. 1983. Menilai
dan Membaca Sastra. Jakarta: Gramedia.
-----------. 1988. Sastra
dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.
-----------. 1989. Sastra
Indonesia Modern II. Jakarta: Pustaka Jaya.
3) Sumber Bacaan Tidak Mencantumkan Tahun Terbit
Jika sebuah sumber bacaan tidak mencantumkan
tahun terbit, maka ditulislah frase tanpa tahun dan diakhiri dengan tanda
titik.
Contohnya:
Hertatianto, Indra. Tanpa
Tahun. Bangkitnya Wanita Perkasa dalam
Perempuan di Titik Nol. Bandung: Karina Widya Loka.
Mulyana, Adang.
Tanpa Tahun. Perempuan Biasa.
Surabaya: Atiek Jaya.
(Kuntarto, 2009: 241)
c. Judul
Cara penulisan buku, surat
kabar, majalah, antologi, dan website internet menggunakan huruf miring jika
memakai komputer dan menggunakan huruf tegak dan garis bawah jika memakai mesin
tik atau tulisan tangan, sedangkan judul artikel, makalah, laporan tugas akhir,
skripsi, tesis, dan disertasi ditulis dengan menggunakan tanda petik (“….”).
Contoh:
Damono, Saparti Djoko. 1993. “Pembicaraan Awal tentang
Sastra Populer”. Makalah pada
Musyawaran Nasional III dan Pertemuan Ilmiah VI HISKI di Yogyakarta.
___________________. 2002.
“Ke Manakah Perkembangan Sastra Kita?”. Dalam http://www.bahasasastra.web.id/sapardi.asp
Dananjaya. 2000. “Roman Pitjisan”. Dalam E. Ulrich
Kratz. Sejarah Sastra Indonesia Abad .
Antologi. Jakarta: Kepustakaan
Populer Gramedia, Yayasan Adikarya IKAPI & The Ford Foundation.
Echols, John M. & Hassan Sadily. 1986. Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta:
Gramedia.
Ekowati, Dede. 2006. “Analisis Rasio Terhadap Laporan
Keuangan PT Kalbefarma, Tbk”. Laporan
Tugas Akhir. Bekasi: Akademi Bina Insani.
Keraf Gorys. 1978. “Morfologi Dialek Lamalera”. Disertasi. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Kristanto, Andri. 2003. Algoritma dan Pemprograman dengan C++. Edisi I. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Mediyawati, Niknik. 1995. “Analisis Struktural
Cerpen-cerpen Lupus Karangan Hilman
Hariwijaya dan Kemungkinannya sebagai Bahan Pengajaran Sastra di SMU”. Skripsi.
Yogyakarta: FBPS IKIP Yogyakarta.
________________. 2003. “Potret Remaja Perkotaan dalam
Lupus: Sebuah Kajian Sosiologi
Sastra:. Tesis. Jakarta: Universitas
Indonesia.
(Kuntarto, 2009: 242)
E.
Lampiran
1. Pengertian
Lampiran
Lampiran berasal
dari kata lampir yang didefinisikan sebagai menyertai (dengan surat, daftar dan
lain sebagainya) (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2008: 805). Lampiran sendiri
didefinisikan sebagai sesuatu yang dilampirkan.
Bagian ini berisi hal-hal yang bersifat pelengkap yang
di manfaatkan dalam proses penulisan makalah. Hal-hal yang dimaksud dapat
berupa data (baik yang berupa angka-angka ataupun yang berupa deskripsi verbal)
dan yang di pandang sangat penting tetapi tidak di masukkan dalam batang tubuh
makalah. Bagian ini hendaknya juga bernomor halaman (Dwiloka & Riana,
2005:105).
2. Ketentuan
Melampirkan Data Tambahan
Data-data yang pendukung yang akan dilampirkan dicetak
dan diposisikan di belakang karangan ilmiah. Daftar lampiran dicantumkan di
bagian daftar isi paling akhir, setelah “daftar pustaka”. Secara umum, halaman
daftar lampiran memuat nomor lampiran, judul lampiran, dan nomor halaman
pemuatannya. Judul lampiran harus sama dengan judul lampiran yang terdapat di
dalam teks. Jarak antarbaris judul lampiran diketik dengan spasi ganda,
sedangkan judul lampiaran yang memerlukan lebih dari satu baris, jarak
antarbaris diketik dengan spasi tunggal (Dwiloka & Riana, 2005:121).
Lampiran
tidak hanya berupa data-data yang dikumpulkan selama penyusunan yang berbentuk
teks. Lampiran dapat pula berbentuk gambar, atau pun tabel. Gambar yang
dimaksudkan di sini bukan hanya gambar berupa foto, tetapi berupa ilustrasi
yang mencakup grafik juga. Daftar lampiran yang bukan berbentuk teks ini dapat
disajikan dengan format yang sama dengan daftar lampiran yang berbentuk teks.
Contoh
daftar lampiran:
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Perhitungan penentuan jumlah sampel…………………...….139
2. Desain inti instrumen penelitian………………...………...…141
3. Instrumen penelitian………………………………………....166
4. Data lengkap hasil penelitian………………...………………192
(Dwiloka & Riana,
2005:217).
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Hubungan antara Berbagai Faktor yang
Mempenga
-ruhi Karier .............................................................................. 29
2.2 ... Kerangka
Konseptual Pendidikan .......................................... 55
2.3 Model Analisis SEM Pengaruh Kinerja,
Lingkung-
......... an
Kerja dan DP3 terhadap Karier Dosen PNS DPK ............. 57
2.4 ... Langkah-langkah
dalam SEM ................................................. 60
DAFTAR TABEL
Tabel
1.1 Persiapan, Penyelenggaraan, dan Pemanfaatan
Pendidikan
......... Luar
Negeri .............................................................................. 12
1.2.... Sebaran
Sampel Lulusan .......................................................... 15
1.3 Informasi tentang Gelar Akademik dan
Keahlian Lulusan
......... (Responden:
Sejawat) .............................................................. 17
1.4 Informasi tentang Gelar Akademik dan
Keahlian Lulusan
......... (Responden:
Mahasiswa) ......................................................... 20
Berikut ini contoh
lampiran-lampiran yang dilampirkan pada karangan ilmiah:
Contoh
lampiran berupa teks:
Lampiran 1.
Daftar Pemeriksaan Fisik dan Pengamatan Hewan
dalam Uji Toksisitas (Loomis 1.978)
1. Aktivitas
·
Aktivitas lokomotor
turun
·
Aktivitas
lokomotor turun.
·
Melompat —
lompat
2. Reaksi
yang aneh
·
Berkeliling
tanpa arah
·
Menyeruduk
·
Gerakan
menyodok hidung
·
Gerakan
berputar — putar
3. Interaksi
·
Perilaku
penyelidikan naik
·
Perilaku
penyelidikan turun
·
Frekuensi
tabrakan naik
·
Frekuensi
tabrakan turun
4. Ekor
abnormal
·
Ekor kaku
·
Ekor lemas
5. Perilaku
agresif
·
Sesama
spesies naik
·
Sesama
spesies turun
6. Ataksia
7. Konvulsi
·
Konvulsi
tonic
·
Konvulsi
klonis
·
Konvulsi
campuran
8. Paralisis
9 Respon
somatic
·
Mencakar
·
Menggeliat
10. Kelemahan
·
Lesu
11. Hilang
kesadaran
12. Tremor
·
Tremor
istirahat dan
·
bergerak
·
Tremor
istirahat saja
13.
Eksoftalmus
14. Iritasi
mata
·
Opasitas
mata
·
Berkedip
berlebih
·
Iritis
15.
Fotofobia
16. Besar
pupil
·
Miosis
·
Midriasis
17.
Pernapasan
·
Laju
pernafasan naik
·
Laju
pernapasan turun
·
Kedalaman
pernapasan
·
naik
·
Kedalaman
·
Pernapasan
turun
·
Pernapasan
tidak teratur
18. Sianosis
19. Defisit
motor
·
Bidang datar
·
Roda
berputar
·
Kawat
horizontal
20.
Piloereksi
21. Kematian
(Atmojo,
69: 2009).
Contoh
lampiran berupa tabel:
Tabel 1. Potensi ketoksikan akut senyawa uji berdasarkan Kriteria
Loomis (1978)
|
No
|
Kelas
|
LD50
(mg/KgBB)
|
|
|
1
|
Luar biasa toksik
|
1 atau kurang
|
|
|
2
|
Sangat toksik
|
1-50
|
|
|
3
|
Cukup toksik
|
50-500
|
|
|
4
|
Sedikit toksik
|
500-5000
|
|
|
5
|
Praktis tidak toksik
|
5000-15000
|
|
|
6
|
Relatif kurang berbahaya
|
lebih dari 15000
|
Contoh lampiran
berupa gambar:
Gambar 2.3 Ilustrasi peta kontur
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bagian
penutup karangan ilmiah sebenarnya terbagi menjadi dua, bagian penutup karangan
ilmiah itu sendiri yang berisi saran dan kesimpulan, dan bagian akhir karangan
ilmiah yaitu daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang daftarnya telah
dicantumkan di bagian awal karangan ilmiah.
Kesimpulan
adalah gagasan yang muncul dari penjelasan yang dipaparkan pada bagian
pembahasan. Penulisan kesimpulan ditulis
berdasarkan analisis dan kajian, menjelaskan secara singkat isi karya ilmiah
yang telah dijelaskan sebelumnya, mengandung opini personal penyusun, dan
menjelaskan keterbatasan-keterbatasan yang dialami ketika menyusun karya ilmiah
tersebut.
Saran
adalah anjuran yang dikemukakan oleh penyusun bagi pembaca untuk
dipertimbangkan dan ditindaklanjuti. Saran diberikan berdasarkan hasil
penelitian pada objek.
Daftar
pustaka adalah teknik notasi ilmiah yang berisi sumber-sumber bacaan dan
referensi yang dipakai ketika penyusun membuat karangan ilmiah. Secara umum,
struktur penulisan ilmiah digambarkan: Penulis. Tahun. Judul Buku/”Judul Artikel”. Kota diterbitkan: Nama Penerbit. Daftar
pustaka dibuat untuk mengapresiasi hasil pemikiran orang lain yang menjadi
referensi pembuatan suatu karya ilmiah.
Lampiran
adalah data-data yang disertakan pada karangan ilmiah guna memberi penguatan
argumen-argumen penyusun dalam karangan ilmiah tersebut. Biasanya hal-hal yang
dilampirkan pada karangan ilmiah adalah data-data hasil penelitian, kuesioner
dan survey, dan berita-berita terkait dengan bidang yang dikaji dalam karangan
ilmiah tersebut.
B. Saran
Berdasarkan
kesimpulan di atas, maka penyusun dapat memberi saran-saran sebagai berikut:
1. Kesimpulan karangan ilmiah dapat ditulis dengan
penalaran, bukan sekadar merangkum atau meringkas pembahasan. Kesimpulan juga
sebaiknya ditulis dengan opini penyusun yang menguatkan serta dilengkapi keterbatasan-keterbatasan
yang dialami ketika menyusun karya ilmiah tersebut.
2. Saran pada karangan ilmiah sebaiknya ditulis
berdasarkan kesimpulan. Ada baiknya saran ditulis dengan bahasa yang mengimbau
supaya memberikan dorongan kepada pembaca untuk menindak lanjutinya.
3. Cara penulisan daftar pustaka sebaiknya sesuai dengan
kaidah yang ditetapkan untuk setiap jenis sumber referensi.
4. Lampiran pada karangan ilmiah sebaiknya mengandung
data-data yang dapat menguatkan argumen-argumen di dalam karangan ilmiah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ambariyanto. 2011. Teknik
Penyusunan Tulisan Ilmiah. Semarang: Widya Karya.
Atmojo, Dwi Danang. 2009. “Uji Toksisitas Akut Penentuan LD50 Ekstrak Valerian (Valeriana officinalis) Terhadap Mencit
BALB/C”. Laporan Tugas Akhir. Semarang: Universitas Diponegoro.
Dwiloka, Bambang & Rati Riana. 2005. TEKNIK MENULIS KARYA ILMIAH: Skripsi, Tesis,
Disertasi, Artikel, Makalah, dan Laporan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Khumairoh, Ayu Dewi & Prayoga Febriandika. 2014. “Penulisan Kesimpulan yang Baik dan Benar pada Makalah
atau Karya Ilmiah”. Makalah pada mata kuliah Bahasa Indonesia Jurusan Sistem
Komputer Universitas Brawijaya.
Kuntarto, Niknik. 2009. Cermat dalam Berbahasa, Teliti dalam Berpikir. Jakarta: Mitra Media
Wacana.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.
Sari, Atika Novita. 2013. “Penulisan Karangan Ilmiah Bagian Isi dan
Penutup”. Makalah. Malang: Universitas Brawijaya.
SOAL DAN KUNCI JAWABAN
1. Di
bawah ini sistematika
penulisan dafar pustaka yang benar yang
bersumber dari surat kabar adalah
A. Penulis.
Tahun . Judul Buku. Tempat: Penerbit.
B. Penulis.
Tahun . “Judul Artikel “.Dalam Nama Antologi . Tempat: Penerbit.
C. Penulis.
Tahun . “Judul Artikel “.Dalam Nama Majalah . Edisi/ nomor (angka
romawi)/tanggal. Tempat.
D. Penulis.
Tahun . “Judul Artikel “.Dalam Nama Surat Kabar . tanggal. Tempat.
E. Penulis.
Tahun . “Judul Artikel “.Dalam Alamat website.
2. Jika
sebuah sumber bacaan di tulis oleh pengarang yang memiliki nama tiga unsur ,
seperti Romeo Andromeda Primakusuma, bagaimana cara mencantumkan dalam daftar
pustaka?
A. Primakusuma,
Romeo Andromeda
B. Romeo,
Primakusuma Andromeda
C. Primakusuma,
Andromeda Romeo
D. R.A.
Primakusuma
E. Primakusuma,
R.A
3. Dibawah
ini manakah penulisan Daftar Pustaka yang Benar dengan pengarangnya adalah
Zainal Arifin dan S. Amran Tasai
A. Arifin,
Zainal dan S. Amran Tasai. Cermat
Berbahasa Indonesia .Jakarta: Akademika.
B. Zainal,
Arifin dan S. Amran Tasai. Cermat
Berbahasa Indonesia .Jakarta: Akademika.
C. Arifin,
Zainal dan Tasai , S. Amran. Cermat
Berbahasa Indonesia .Jakarta: Akademika.
D. Zainal,
Arifin dan S. Amran Tasai. Cermat
Berbahasa Indonesia .Jakarta; Akademika.
E. Arifin,
Zainal dan S. Amran Tasai, Cermat
Berbahasa Indonesia .Jakarta: Akademika.
4. Penulisan
Daftar Pustaka Banyak Ragamnya. Berikut Manakah yang bukan termasuk cara yang
lazim dalam penulisan daftar pustaka
A. Tulis
tajuk daftar pustaka dengan menggunakan huruf kapital di bagian tengah atas.
B. Gunakan
alinea menggantung atau menonjol.
C. Jarak
spasi setiap baris dalam satu sumber adalah satu setengah spasi, sedangkan
jarak antara sumber bacaan yang satu dengan yang lainnya adalah satu spasi.
D. Urutkan
susunan daftar pustaka berdasarkan urutan abjad nama belakang penulis, atau
nama lembaga yang menerbitkan sumber bacaan, bukan berdasarkan urutan angka
atau huruf.
E. Gelar
tidak di cantumkan.
5. Sebutkan
point penting yang membedakan antara kesimpulan dengan ringkasan, dan buatlah
contoh kesimpulan tentang masalah kemacetan yang terjadi di daerah Tembalang.
Kunci Jawaban:
1.
D
2.
A
3.
A
4.
C
5.
Point penting
yang membedakan antara kesimpulan dngan ringkasan adalah

Terbaik
BalasHapus