KESANTUNAN
MENULIS PARAGRAF DALAM TULISAN ILMIAH
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Diskusi Kelompok
pada Mata Kuliah Bahasa
Indonesia Semester Tiga
yang Diampu oleh Drs. H. M.
Nur Fawzan Ahmad, M. A.
DISUSUN
OLEH:
1.
YUNEVA
SISKA (24010113120001)
2.
WAHID
NURUL HIDAYAT (24010113120026)
3.
RIZKYA
DELASARI (24010113130052)
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
SEMARANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat-Nya maka penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Kesantunan Menulis Paragraf dalam Tulisan Ilmiah”. Penyusunan makalah ini
merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia di jurusan Matematika, Universitas Diponegoro.
Dalam penulisan makalah ini, penyusun menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
- Bapak Drs.H.M.
Fawzan Ahmad, M.A selaku dosen pengampu pada mata kuliah Bahasa Indonesia.
- Rekan-rekan semua
yang mengikuti perkuliahan Bahasa Indonesia.
- Keluarga
yang selalu mendukung penyusun.
- Semua
pihak yang ikut membantu penyusunan makalah “Kesantunan Menulis Paragraf dalam Tulisan Ilmiah”, yang
tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penyusun. Semoga dengan tersusunnya makalah “Kesantunan
Menulis Paragraf dalam Tulisan Ilmiah” ini dapat membantu para pembaca (terutama
mahasiswa) untuk meningkatkan pemahaman materi tentang paragraf dalam mata
kuliah Bahasa Indonesia.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak diharapkan oleh
penyusun demi kesempurnaan makalah ini.
Semarang, 8 Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1.Latar
Belakang dan Masalah........................................................................... 1
1.2.Rumusan
Masalah............................................................................................ 2
1.3.Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN MASALAH............................................................................. 4
2.1.
Pengertian Paragraf....................................................................................... 4
2.2.
Manfaat Paragraf........................................................................................... 4
2.3.
Struktur Paragraf........................................................................................... 5
2.4.Persyaratan
Paragraf Yang Baik..................................................................... 8
2.5.
Metode Pengembangan Paragraf................................................................. 11
BAB 3 PENUTUP.......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 16
LAMPIRAN................................................................................................................... 17
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang dan Masalah
BahasaIndonesia adalah bahasa nasional bangsa Indonesiayang berfungsi sebagai lambang kebanggaan
nasional, lambang identitas nasional, alat perhubungan antara budaya dan antar
daerah serta sebagai alat pemersatu berbagai masyarakat atau suku bangsa yang
mempunyai latar belakang perbedaan sosial dan budaya bahasa(Wirnosoedarmo, 1985:39). Bahasa
merupakan alat penyampaian pikiran seseorang sehingga orang lain dapat mengerti
pemikirannya. Untuk menuangkan pemikiran kita melalui bahasa, kita dapat
menggunakan bahasa secara lisan maupun tulisan. Tentunya penyampaian secara
lisan pasti lebih mudah dibandingkan dengan penyampaian secara tulisan. Namun pada kenyataannya, para
mahasiswa dituntut untuk menyampaikan pemikirannya secara tulisan
yang berbentuk tulisan ilmiah.
Dalam menuangkan gagasan atau pikiran dalam karangan ilmiah,
kita dituntut untuk mampu menghubungkan kalimat dengan kalimat dalam satu
kesatuan yang padu. Hubungan itu menyatakan kesatuan yang diikat oleh struktur
bahasa dan kesatuan yang logis. Dalam tulis-menulis atau karang-mengarang,
ikatan ini dilahirkan dalam bentuk paragraf (Akhadiah, dkk:1996:143).
Di zaman yang semakin berkembang ini
menulis sudah menjadi sebuah kebutuhan. Setiap orang tak kan luput dari kebutuhan menulis, entah
untuk media iklan,tugas makalah,karya tulis,skripsi, atau hobi. Tentunya dalam
sebuah tulisan penulis akan membagi ide atau pemikirannya dalam beberapa
paragraf agar pembaca dapat lebih memahami dan menarik kesimpulan dari tulisan
tersebut.Untuk menyusun suatu paragraf
tentu kita
harus tau fungsi dan aspek-aspek dalam suatu paragraf. Aspek-aspek tersebut
adalah syarat-syarat paragraf, struktur
paragraf,metode pengembangan paragraf, serta manfaat-manfaat paragraf.
Masih banyak orang yang belum memahami
betul aspek-aspek dalam menyusun suatu paragaraf. Oleh karena itu, Untuk mempelajari
dan memahami berbagai macam aspek tersebut,
maka disusunlah makalah yang berjudul “Kesantunan Menulis Paragraf dalam
Tulisan Ilmiah”.
Dengan dibuatnya makalah ini, penyusun berharap pembaca dapat
lebih memahami tata cara penulisan paragraf dan berbagai macam aspek paragraf, baik
dalam mengenali maupun dalam penggunaannya.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis akan mengajukan
rumusan masalah yaitu sebagai berikut.
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan paragraf?
1.2.2. Apa manfaat menulis paragraf?
1.2.3. Apa saja struktur paragraf?
1.2.4.Apa saja syarat-syarat paragraf yang
baik?
1.2.5. Apa saja metode pengembangan
paragraf?
1.3.
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1.3.1. Menjelaskan pengertian paragraph.
1.3.2. Menjelaskan manfaat-manfaat
menulis paragraph.
1.3.3. Menjelaskan berbagai macam
struktur paragraph.
1.3.4. Menjelaskan berbagai macam
syarat paragraf beserta contohnya.
1.3.5. Menjelaskan berbagai macam
metode pengembangan paragraf beserta contohnya.
BAB 2
KESANTUNAN MENULIS PARAGRAF DALAM TULISAN ILMIAH
2.1. Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah
karangan. Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh
semua kalimat dengan paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat
utama atau kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas sampai kalimat penutup.
Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk
sebuah gagasan (Akhadiah,dkk:1996:144).
Paragraf adalah sekelompok kalimat yang
saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan unit buah pikiran untuk
mendukung pikiran yang lebih besar yaitu buah pikiran yang diungkapkan dalam
seluruh tulisan(Wiyanto,2012:96). Jadi,Paragraf adalah
rangkaian atau seperangkat kalimat yang saling berhubungan atau teralin secara
utuh dan membentuk satu kesatuan pokok pembahasan atau membahas satu topik
pembahasan atau satu permasalahan pokok. Paragraf hanya mengandung satu gagasan
utama atau satu pokok pikiran yang merupakan satuan bahasa yang lebih besar
daripada kalimat.
2.2. Manfaat Paragraf
Manfaat paragraf yang utama ialah untuk menandai pembukaan
topik baru atau pengembangan lebih lanjut topik selanjutnya. Manfaat lain dari
paragraf ialah untuk menambah hal-hal yang penting atau memerinci apa yang
sudah diutarakan dalam paragraf sebelumnya atau paragraf yang terdahulu. Lalu,
kita juga dapat membedakan di mana suatu gagasan mulai dan berakhir. Kita akan
kesulitan apabila dalam suatu wacana tidak ada paragraf. Sebab, kita diharuskan
untuk membaca terus-menerus sampai selesai. Dengan adanya paragraf kita dapat berhenti
sebentar, sehingga kita dapat memusatkan pikiran tentang gagasan yang
terkandung dalam paragraf itu (Tarigan, 2008:134).
2.3. Struktur
Paragraf
Kalimat-kalimat yang membangun paragraf pada umumnya dapat
diklasifikasikan atas dua macam, yaitu (1) kalimat topik atau kalimat utama,
dan (2) kalimat penjelas atau kalimat pendukung.Kalimat topik atau kalimat
utama, biasanya ditempatkan secara jelas sebagai kalimat awal suatu paragraf.
Kalimat utama ini kemudian dikembangkan dengan sejumlahkalimat penjelas
sehingga ide atau gagasan yang terkandung kalam kalimat utama itu menjadi
semakin jelas (Finoza,2005:166).
2.3.1
Ciri-ciri kalimat topik menurut Finoza
(2005:167) adalah:
1. Mengandung
permasalahan yang potensial untuk dirinci atau diuraikan lebih lanjut.
2. Merupakan
kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
3. Mempunyai
arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain.
4. Dapat
dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.
2.3.2
Ciri-ciri kalimat penjelas menurut Finoza(2005:167) adalah:
1. Merupakan kalimat yang tidak dapat
berdiri sendiri.
2. Arti kalimat kadang-kadang baru
jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam paragraph.
3. Pembentukannya
sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi.
4. Isinya
berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang mendukung kalimat topic.
Contoh dari kalimat
penjelas adalah sebagai berikut:
Indonesia adalah negara kesatuan. Negara yang terdiri
dari ribuan pulau ini memiliki aneka ragam kebudayaan dan bahasa. Masyarakatnya
yang rukun dan damai saling hidup berdampingan dalam perbedaan agama, bahasa,
kebudayaan, dan lain-lain. Semboyan Bhineka Tunggal Eka yang berarti walaupun
berbeda-beda tetap satu jua inilah yang menjadi dasar masyarakat Indonesia
dalam menjalani kehidupan. Selain kaya akan ragam kebudayaan, Indonesia juga
memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah dari ujung Sabang sampai Merauke.
Dengan pengelolaan yang baik, kekayaan alam Indonesia ini bisa menghidupi serta
mensejahterakan masyarakat Indonesia sehingga semakin memperkokoh persatuan dan
kesatuan serta kerukunan masyarakat Indonesia
(Suryanto, 2011:83).
Struktur paragraf dapat dikelompokkan
berdasarkan banyaknya unsur dan urutan unsur. Ada tujuh kemungkinan struktur
paragraf menurut Wirnosoedarmo (1985:45), yaitu:
1. Paragraf terdiri atas transisi
kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
2. Paragraf terdiri atas transisi
berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
3. Paragraf terdiri atas kalimat topik,
kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
4. Paragraf terdiri atas transisi
berupa kata, kalimat topik, dan kalimat pengembang.
5. Paragraf terdiri atas transisi
berupa kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang.
6. Paragraf terdiri atas kalimat topik
dan kalimat pengembang.
7.
Paragraf
terdiri atas kalimat pengembang dan kalimat topik.
Berdasarkan strukturnya paragraf
dikelompokkan menjadi tiga jenis,yaitu(1) paragraf deduktif,(2) paragraf
induktif, dan (3) paragraf deduktif-induktif(Soedjito,1991:12-15)
1.
Paragraf Deduktif;
paragraf yang kalimat utamanya terletak pada awal paragraf kemudian diikuti
dengan kalimat-kalimat penjelas. Contoh paragraf ini adalah sebagai berikut:
Sampah yang setiap hari
kita buang sebenarnya dapat dibedakan menjadi duamacam,
yaitu sampahorganik, dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah
yang mudah membusuk. Contohnya, sisa makanan dan daun-daunan yang umumnya
basah. Sampah anorganik adalah adalah sampah yang sulit atau tidak dapat
membusuk. Contohnya: plastik, kaca, kain, karet, dan lain-lainnya(Soeditjo,1991:12)
2.
Paragraf Induktif;
paragraf yang diawali dengan kalimat-kalimat penjelas kemudian kalimat utama
diletakkan pada akhir paragraf. Contoh:
Lebaran
masih seminggu lagi, tetapi harga sembako seperti beras, gula,
minyak, tepung, telur, dan lain-lain telah naik secara signifikan.
Makanan yang biasanya dikonsumsi dalam merayakan Lebaran seperti
roti, sirup, dan lain-lain melonjak harganya. Bahan pakaian dan
pakaian jadi untuk berlebaran, seperti busana muslimah,
baju koko, kopiah, kerudung, sajadah, dan sejenisnya pun tidak ketinggalan
dari kenaikan harga yang cukup tinggi. Kenaikan harga barang-barang selalu
terjadi menjelang Lebaran pada setiap tahun(Soeditjo,1991:13)
3.
Paragraf
Deduktif-Induktif ; paragraf yang
kalimat utamanya berada di awal paragraf kemudian diulang lagi atau diperjelas
lagi di akhir paragraf. Kalimat-kalimat penjelas paragraf ini terletak pada
tengah paragraf. Contoh paragraf ini sebagai berikut:
Hasil
penelitian mengungkapkan bahwa tingginya kolesterol merupakan faktor resiko
yang paling besar seseorang untuk menderita penyakit jantung kororner.
Sebenarnya banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kolesterol,
tetapi yang dianggap paling besar perannya dalam masalah tersebut adalah
tingginya konsumsi lemak serta kandungan konsumsi asam lemaknya. Dalam hal ini,
minyak goreng merupakan sumber utama lemak yang tidak baik. Dengan demikian,
kolesterol merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner(Soeditjo,1991:15).
2.4 Persyaratan Paragraf yang Baik
2.4.1 Kepaduan paragraf
Kepaduan dalam sebuah
paragraf akan terpenuhi apabila kalimat-kalimat yang menyusun paragraf itu
terjalin secara logis dan gramatikal, dan berkaitan satu sama lain untuk
mendukung gagasan utama. Dengan demikian, kalimat-kalimat di dalam sebuah
paragraf itu terpadu, berkaitan satu sama lain, untuk mendukung gagasan utama.
Untuk membangun kepaduan kalimat-kalimat dalam paragraf, penulis dapat
menggunakan kata kunci dan sinonim, pronomina, kata transisi, dan struktur yang
paralel (Alwi, (ed):
2001:10).
a. Kata Kunci dan
Sinonim
Kepaduan
paragraf dapat dibangun dengan tidak mengulang kata atau ungkapan yang sama
setiap kali diperlukan. Kata atau ungkapan yang sama itu sesekali dapat disebut
kembali dengan menggunakan kata kuncinya atau dengan menggunakan kata lain yang
bersinonim dengan kata ungkapan itu. Misalnya:
Virus HIV, dapat
disebut virus penyebab AIDS, virus yang mematikan, virus yang sulit ditaklukan.
Virus ini dapat menyebabkan kematian(Alwi, (ed): 2001:10).
Cara seperti di atas disebut penyulihan.
b. Pronomina
Membangun
kepaduan juga dapat ditempuh dengan menggunakan pronomina untuk menyebutkan
nomina atau frasa nomina yang telah disebutkan lebih dahulu. Yang dilakukan
sebenarnya adalah mengacu pada nomina atau frasa nomina itu dengan
pronominanya. Frasa pengusaha-pengusaha yang sukses selain sesekali dapat
disebut pengusaha-pengusaha itu, dapat pula disebut mereka. Cara ini disebut
pengacuan. Contoh penggunaan
pronomina adalah sebagai berikut:
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk
mengatasi rawan pangan di Indonesia. Di antaranya upaya yang
telah dilakukan adalah mendistribusikan beras seharga Rp1000,00 per kg. untuk
kualitas medium. Setiap kepala keluarga mendapat jatah 10 kg. per bulan. Upaya lain
adalah membentuk tim pemantau ketahanan pangan untu operasi pasar khusus,
mendorong ABRI manuggal pertama, dan sebagainya. Upaya itu
perlu didukung oleh semua pihak agar masalah yang memprinhatinkan tersebut
dapat teratasi(Alwi, (ed):
2001:11).
c. Kata transisi
Kata
transisi adalah konjungtor atau perangkai, baik yang digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur dalam sebuah
kalimat maupun untuk menghubungkan kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf.
Melalui penggunaan kata ini hubungan antarasatu gagasan dengan gagasan yang
lain dalam sebuah paragraf dapat
dinyatakan secara tegas.
Contoh:
Saya makan soto karena saya suka
(Alwi, (ed): 2001:11).
d. Struktur yang Paralel
Keparalelan
struktur kalimat dapat pula membangun ciri-ciri kepaduan kalimat-kalimat di
dalam sebuah paragraf. Banyak cara yang bisa dilakukan, misalnya menggunakan
kata kerja yang sama atau menggunakan majas repetisi. Perhatikan paragraf
berikut.
Setelah mendapat izin dari
pemerintah daerah, warga mulai membangun fasilitas umum di tanah itu. Konon,
untuk membangun fasilitas umum berupa gedung olah raga itu, warga harus
mengeluarkan tidak kurang dari 500 juta rupiah yang digali dari dana swadaya
murni. Awalnya tidak ada yang mempersoalkan hal itu, tetapi setelah daerah itu
berkembang menjadi pemukiman yang maju amat pesat, banyak pihak menjadi yang
mulai mengungkit status tanah dan bangunan itu. Bahkan, dengan dalih bahwa
karena sudah tidak sesuai dengan kemajuan dan keadaan sekitarnya, pemerintah
daerah akan memugar dan mengambil alih pengelolaannya(Alwi, (ed): 2001:12).
2.4.2 Kesatuan
Paragraf
Kesatuan dalam sebuah paragraf akan terpenuhi apabila
informasi-informasi dalam paragraf itu tetap dikendalikan oleh gagasan utama.
Dalam paragraf mungkin terdapat beberapa gagasan tambahan, tetapi,
gagasan-gagasan itu tentap dikendalikan oleh gagasan utama. Agar hal itu dapat
dicapai, penulis harus senantiasa mengevaluasi apakah kalimat-kalimat yang
ditulisnya itu berhubungan erat dengan gagasan utama (Alwi, (ed): 2001:8). Perhatikan paragraf berikut ini.
Mbah Marto
tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya. Ia tidak tahu-menahu mengapa
desanya dinamai desa Kedunggalar.
Ia tidak tahu-menahu mengapa sangkanurip kini mongering. Ia juga tidak tahu
mengapa nenek moyangnya dahulu sampai di desa itu. Meski sudah uzur, Mbah Marto
masih gesit dan cekatan. Begitu bangun pagi, tanpa harus minum kopi dahulu, ia
sudah memanggul pangkur menuju ladangnya. Ia terus mengayun pangkurnya
membongkar tanah liat yang sudah menggeras oleh musim kemarau yang panjang (Alwi, (ed): 2001:8).
Paragraf diatas tidak dapat disebut paragraf
yang baik sebab didalamnya terdapat dua gagasan utama berikut:
1.
Mbah Marto tidak tahu banyak
tentang desa kelahirannya.
2. Meski
sudah uzur, Mbah Marto masih gesit dan cekatan.
Oleh
karena itu, agar memenuhi tuntutan prinsip kesatuan, paragraf di atas harus
dipecahkan menjadi dua paragraf dengan menjadikan kalimat (1) sebagai kalimat
topik pertama, dan kalimat (5) sebagai kalimat topik paragraf kedua (Alwi, (ed): 2001:8-9).
2.4.3 Kelengkapan Paragraf
Sebuah paragraf dikatakan lengkap
apabila didalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk
menunjuk pokok pikiran atau kalimat utama. Kelengkapan paragraf berhubungan
dengan caramengembangkan paragraf. Paragraf dapat dikembangkan dengan cara pertentangan dan perbandingan, analogi,
contoh, sebab-akibat, definisi, dan klarifikasi (Alwi, (ed): 2001:8).
2.5 Metode Pengembangan Paragraf
Paragraf dapat dikembangkan
dengan cara pertentangan dan perbandingan, analogi, contoh, sebab-akibat,
definisi, klarifikasi. Metode tersebut dapat dijelaskan menurut Kurtanto (2011:194) sebagai berikut:
2.5.1
Metode Pertentangan dan Perbandingan
Metode ini mempertentangkan atau membandingkan dua hal yang tingkatnya samadan
kedua hal itu mempunyai persamaan dan perbedaan. Biasanya pertentangan dan
perbandingan menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan,
akan tetapi, bertolak belakang dari, serupa dengan, seperti halnya, demikian
juga, sama dengan, sejalan dengan, dan sementara itu. Contoh paragraf
pertentangan dan perbandingan yaitu:
Ratu
Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di
muka umum seperti apa yang diharapkan rakyatnya. Jika keluar kota, beliau
paling senang mengenakan pakaian yang praktis. Ia menyenangi topi dan scraft. Lain halnya denganMargareth Thatcher.
Sejak menjadi pemimpin partai konservatif, ia melembutkan gaya berpakaian dan
rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia lebih cenderung
berbelanja di tempat yang agak murah(Akhadiah, (ed):1996:143).
2.5.2
Metode Analogi
Analogi adalah bentuk
pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki
kesamaan atau kemiripan. Biasanya, pengembangan analogi dilakukan dengan
bantuan kiasan. Kata-kata yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan. Contoh paragraf metode analogi
yaitu:
Dalam
persoalan Poso kita memang diingatkan bahwa penanganannya tidaklah mudah. Ibaratnyakita diminta untuk memegang
telur. Kalau terlalu keras memegangnya, telur itu akan pecah, tetapi kalau
terlalu longgar juga akan pecah karena akan terlepas dari tangan. Kita harus
menanganinnya secara tepat dan yang harus menjadii perhatian kita bersama
janganlah masalah ini membuat kita sebagai bangsa menjadi pecah. Kasihan para
pahlawan dan mereka yang berharap masa depan(Kuntarto,2009:196).
2.5.3
Metode Contoh-contoh
Kata seperti, misalnya, contohnya, dan
lain-lain adalah ungkapan-ungkapan dalam pengembangan dalam mengembangkan
paragraf dengan contoh (Kuntarto,2009:196).
Selain tipe
introver, sifat manusia adalah ekstrover. Tipe ekstrover adaah orang-orang yang
perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada orang lain, dan kepada
masyarakat. Orang yang tergolong tipe ekstrover memiliki sifat-sifat tertentu, contohnya, berhati terbuka, lancar
dalam pergaulan, ramah tamah, penggembira, mudah memengaruhi dan mudah
dipengaruhi oleh orang lain (Purwanto,1984:150).
2.5.4
Metode Sebab-Akibat
Pengembangan paragraf
dengan sebab akibat dilakukan jika menerangkan suatu kejadian, baik dari segi
penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang digunakan yaitu padahal,
akibatnya, oleh karena itu, dank arena. Berikut contohnya (Kuntarto, 2009:197).
Seharusnya
Indonesia telah menerapkan Negara kesejahteraan sejak awal kemerdekaan.
Program Jamsostek baru dimulai pada 1976 sehingga Indonesia tertinggal
membentuk tabungan nasional. Padahal, Malaysia sudah memulainya sejak 1959.
Akibatnya, krisis melanda Asia pada 1997/1998, Indonesia paling sulit untuk
bangkit lagi. Oleh karena itu, Indonesia perlu melakukan reformasi
penyelenggaraan program jaminan social (Kuntarto, 2009:197).
2.5.5
Metode Definisi
Adalah,
yaitu, ialah, merupakan,
adalah kata-kata yang digunakan dalam mengembangkan paragraf dengan cara definisi. Kata adalah biasanya digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan
diawali dengan kata benda, yaitu digunakan
jika sesuatu yang akan didefinisikan diaawali dengan kata kerja atau sifat.
Jika akan menjelaskan sinonim suatu hal, kata ialah yang digunakan dan jika akan mendefinisikan pengertian rupa
atau wujud, kata merupakan yang
dipakai (Kuntarto,
2009:197).
Contoh
pengembangan paragraf dengan cara definisi.
Apakah
psikologi itu? R.S. Woodworth berpendapat, ‘Psikologi ialah ilmu jiwa”. Sedangkan menurut Crow “Psikologi adalah kejiwaan manusia dalam
berinteraksi dengan dunia sekitarnya.” Sementara itu, Santian mengemukakan
bahwa Psikologi merupakan perwujudan
tingkah laku manusia (Kuntarto,
2009:197).
2.5.6 Metode
Klasifikasi
Cara klasifikasi adalah pengembangan
paragraf melalui pengelompokan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Kata-kata atau
ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi
menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan (Kuntarto,2009:197).
Contoh
paragraf dengan metode klasifikasi:
Penyelidikan
tentang temperamen dan watak manusia telah dilakukan sejak dahulu kala. Hippo
Crates dan Galenus mengemukakan bahwa manusia dapat dibagi menjadi empat
golongan menurut keadaan zat-zat cair yang ada didalam tubuhnya. Empat golongan
tersebut yaitu sanguistis (banyak darah) yang sifatnya periang, gembira,
optimis, dan lekas berubah-ubah. Kemudain koleris (banyak empedu kuning) adalah
manusia yang memiliki sifat garang, hebat, lekas marah, dan agresif. Selanjutnya,
flegmatis (banyak lendirnya) adalah manusia yang sifatnya tenang, tidak mudah
berubah dan lamban. Terkahir, melankollis (banyak empedu hitam) memiliki sifat
muram, tidak gembira, dan pesimistis (Purwanto, 1984:150).
BAB
3
PENUTUP
Dalam menyusun tulisan ilmiah, paragraf merupakan aspek penting yang harus
diperhatikan penulis. Penulisan paragraf sangat mempengaruhi pemahaman pembaca
terhadap gagasan yang disampaikan penulis melalui tulisan ilmiahnya. Maka dari
itu, sebelum menulis paragraf penulis harus menentukan kalimat utama atau
kalimat topik. Kalimat utama tersebut harus ditunjang dengan kalimat-kalimat
penjelas. Dalam menyusun kalimat demi kalimat, penulis harus menggunakan kata
penghubung yang tepat agar kalimat-kalimat tersebut membentuk paragraf yang
baik.
Paragraf yang baik harus terdiri dari kalimat-kalimat yang terstruktur,
terpadu dan berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah,
Sabarti,
dkk. 1996. Pembinaankemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Alwi,
Hasan. 2001. Paragraf. Jakarta:
Depdiknas.
Chaer,
Abdul. 2003. LinguistikUmum. Jakarta:
RinekaCipta
Kuntarto,
Niknik. 2009. CermatdalamBerbahasa, TelitidalamBerpikir.Jakarta: Mitra Media Wacana.
Rahardi,
R.Kunjana.
2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.Jakarta:
Erlangga.
Suyanto,Edi.2011. Membina, Memelihara, dan Menggunakan Bahasa
Indonesia Secara Benar. Yogyakarta: Ardana Media.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. MenulisSebagaiSuatuKeterampilanBerbahasa.
Bandung: Angkasa.
Wirnoesoedarmo, Soekomo.
1995. Tatabahasa bahasa Indonesia.
Jember: Sinar Wijaya.
Wiyanto, Asul.2012.Terampil
Menulis Paragraf.Jakarta:Gramedia Widiasarana.
Soedjito,1991.Bahasa
dan Sastra Indonesia.Jakarta:Grasindo.
Finoza,Lamuddin.2005.Komposisi
Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Non Jurusan Bahasa.Jakarta:Diksi Insan
Mulia.
LAMPIRAN SOAL
I.
PILIHAN
GANDA
1.
Bacalah bacaan
tersebut dengan seksama!
Hasil laut seperti karang, teripang, dan kepiting merupakan komoditas
ekspor. Oleh karena itu, para nelayan kita harus pandai-pandai dalam
membudidayakan dan memanen hasil laut tersebut, jangan sampai komoditas hasil
laut dari luar negeri masuk ke Indonesia. Para generasi muda hendaknya ikut
memikirkan pembangunan kelautan. Janganlah berpandangan bahwa laut adalah
sesuatu yang menakutkan, tetapi harus sebaliknya, laut merupakan sahabat.
Apa
kalimat utama paragraf di atas?
A.
Hasil laut
seperti karang, teripang, dan kepiting merupakan komoditas ekspor
B.
Oleh karena
itu, para nelayan kita harus pandai-pandai dalam membudidayakan dan memanen
hasil laut tersebut, jangan sampai komoditas hasil laut dari luar negeri masuk
ke Indonesia
C.
Para generasi
muda hendaknya ikut memikirkan pembangunan kelautan.
D.
Janganlah
berpandangan bahwa laut adalah sesuatu yang menakutkan, tetapi harus
sebaliknya, laut merupakan sahabat.
2.
Perayaan Tahun Baru yang berlangsung
meriah di Jakarta meninggalkan sejumlah persoalan. (2) Satu di antara persoalan
tersebut adalah rusaknya sejumlah taman kota di Jakarta. (3) Kerusakan taman
ini seperti terlihat di kawasan Monumen Nasional (Monas) Jakarta. (4) Hampir
semua tanaman hias yang berada di area tersebut rusak akibat terinjak-injak
ribuan pengunjung.
Kalimat utama paragraf tersebut ditandai dengan nomor ...
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
Kalimat utama paragraf tersebut ditandai dengan nomor ...
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
3. Perhatikan kalimat-kalimat dibawah ini!
1. Dia seorang
laki-laki tua.
2. Setiap saya
datang, pegawai yang duduk di sudut dekat pintu selalu menarik.
3. Tidak usah
saya sebutkan nama kantornya.
4. Dia bukan
seorang karyawati yang cantik dan juga bukan seorang pemuda yang ganteng
5. Yang jelas
sering saya mendatanginya, karena teman saya bekerja di situ,
Kalimat-kalimat di
atas akan menjadi paragraf yang baik bila disusun dengan urutan ...
A. 3 – 2 – 1 –
4 – 5
B. 3 – 4 – 5 –
2 – 1
C. 3 – 2 – 5 –
4 – 1
D. 3 – 5 – 2 –
4 – l
4. Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini!
(1) Setibanya
di tempat telepon, ia antri di depan telepon.
(2) Dewi
berangkat ke tempat telepon umum.
(3) la
membicarakan hal-hal yang penting saja.
(4) Dia
menelepon temannya untuk belajar bersama
Paragraf yang padu
dari kalimat acak di atas ialah....
A. (1) - (2) -
(3) - (4)
B. (3) - (4) -
(1) - (2)
C. (2) - (1) -
(3) - (4)
D. (3) - (1) -
(2) - (4)
5.
(1) Kurangnya
penguasaan bahasa Indonesia itu antara lain disebabkan oleh kurangnya motivasi
dalam pemakaian bahasa Indonesia dengan baik. (2) Ada yang beranggapan
bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa kedua. (3) Bahasa Indonesia adalah bahasa
orang Indonesia sehingga ada yang beranggapan bahasa itu tidak perlu dipelajari. (4) Bahasa
asing merupakan bahasa ilmu pengetahuan. (5) Bahasa Indonesia adalah bahasa
yang digunakan sebagai sarana komunikasi sehari-hari. Tanpa harus dipelajari
masyarakat sudah terbiasa berbahasa Indonesia.
Kalimat yang menyimpang dalam paragraf di atas adalah kalimat nomor….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
II.
URAIAN
1.
Buatlah
sebuah paragraf dengan tema “Kebersihan Lingkungan Kampus”!
KUNCI JAWABAN
1.
A
2.
A
3.
D
4.
D
5.
D

Tidak ada komentar:
Posting Komentar