Kamis, 17 November 2016

Makalah Kesantunan Menulis Paragraf dalam Tulisan Ilmiah

KESANTUNAN MENULIS PARAGRAF DALAM TULISAN ILMIAH


MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Diskusi Kelompok
pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester Tiga
yang Diampu oleh Drs. H. M. Nur Fawzan Ahmad, M. A.

DISUSUN OLEH:
1.      YUNEVA SISKA                             (24010113120001)
2.      WAHID NURUL HIDAYAT          (24010113120026)
3.      RIZKYA DELASARI                      (24010113130052)


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014


KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya maka penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Kesantunan Menulis Paragraf dalam Tulisan Ilmiah”. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia di jurusan Matematika, Universitas Diponegoro.
Dalam penulisan makalah ini, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
  1. Bapak Drs.H.M. Fawzan Ahmad, M.A selaku dosen pengampu pada mata kuliah Bahasa Indonesia.
  2. Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahan Bahasa Indonesia.
  3. Keluarga yang selalu mendukung penyusun.
  4. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan makalah “Kesantunan Menulis Paragraf dalam Tulisan Ilmiah”, yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penyusun. Semoga dengan tersusunnya makalah “Kesantunan Menulis Paragraf dalam Tulisan Ilmiah” ini dapat membantu para pembaca (terutama mahasiswa) untuk meningkatkan pemahaman materi tentang paragraf dalam mata kuliah Bahasa Indonesia.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak diharapkan oleh penyusun demi kesempurnaan makalah ini.
 Semarang, 8 Oktober 2014

Penyusun           
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang dan Masalah........................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah............................................................................................ 2
1.3.Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN MASALAH............................................................................. 4
2.1. Pengertian Paragraf....................................................................................... 4
2.2. Manfaat Paragraf........................................................................................... 4
2.3. Struktur Paragraf........................................................................................... 5
2.4.Persyaratan Paragraf Yang Baik..................................................................... 8
2.5. Metode Pengembangan Paragraf................................................................. 11
BAB 3 PENUTUP.......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 16
LAMPIRAN................................................................................................................... 17











BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang dan Masalah
BahasaIndonesia adalah bahasa nasional bangsa Indonesiayang berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, alat perhubungan antara budaya dan antar daerah serta sebagai alat pemersatu berbagai masyarakat atau suku bangsa yang mempunyai latar belakang perbedaan sosial dan budaya bahasa(Wirnosoedarmo, 1985:39). Bahasa merupakan alat penyampaian pikiran seseorang sehingga orang lain dapat mengerti pemikirannya. Untuk menuangkan pemikiran kita melalui bahasa, kita dapat menggunakan bahasa secara lisan maupun tulisan. Tentunya penyampaian secara lisan pasti lebih mudah dibandingkan dengan penyampaian secara tulisan. Namun pada kenyataannya, para mahasiswa dituntut untuk menyampaikan pemikirannya secara tulisan yang berbentuk tulisan ilmiah.
Dalam menuangkan gagasan atau pikiran dalam karangan ilmiah, kita dituntut untuk mampu menghubungkan kalimat dengan kalimat dalam satu kesatuan yang padu. Hubungan itu menyatakan kesatuan yang diikat oleh struktur bahasa dan kesatuan yang logis. Dalam tulis-menulis atau karang-mengarang, ikatan ini dilahirkan dalam bentuk paragraf (Akhadiah, dkk:1996:143).
Di zaman yang semakin berkembang ini menulis sudah menjadi sebuah kebutuhan. Setiap orang  tak kan luput dari kebutuhan menulis, entah untuk media iklan,tugas makalah,karya tulis,skripsi, atau hobi. Tentunya dalam sebuah tulisan penulis akan membagi ide atau pemikirannya dalam beberapa paragraf agar pembaca dapat lebih memahami dan menarik kesimpulan dari tulisan tersebut.Untuk menyusun suatu paragraf tentu kita harus tau fungsi dan aspek-aspek dalam suatu paragraf. Aspek-aspek tersebut adalah syarat-syarat paragraf, struktur paragraf,metode pengembangan paragraf, serta manfaat-manfaat paragraf.
Masih banyak orang yang belum memahami betul aspek-aspek dalam menyusun suatu paragaraf. Oleh karena itu, Untuk mempelajari dan memahami berbagai macam aspek  tersebut,  maka disusunlah makalah yang berjudul “Kesantunan Menulis Paragraf dalam Tulisan Ilmiah”.
Dengan dibuatnya makalah ini, penyusun berharap pembaca dapat lebih memahami tata cara penulisan paragraf dan berbagai macam aspek paragraf, baik dalam mengenali maupun dalam penggunaannya.

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis akan mengajukan rumusan masalah yaitu sebagai berikut.
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan paragraf?
1.2.2. Apa manfaat menulis paragraf?
1.2.3. Apa saja struktur paragraf?
1.2.4.Apa saja syarat-syarat paragraf yang baik?
1.2.5. Apa saja metode pengembangan paragraf?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1.3.1. Menjelaskan pengertian paragraph.
1.3.2. Menjelaskan manfaat-manfaat menulis paragraph.
1.3.3. Menjelaskan berbagai macam struktur paragraph.
1.3.4. Menjelaskan berbagai macam syarat paragraf beserta contohnya.
1.3.5. Menjelaskan berbagai macam metode pengembangan paragraf beserta contohnya.














BAB 2
KESANTUNAN MENULIS PARAGRAF DALAM TULISAN ILMIAH
2.1.  Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dengan paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan (Akhadiah,dkk:1996:144).
Paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan unit buah pikiran untuk mendukung pikiran yang lebih besar yaitu buah pikiran yang diungkapkan dalam seluruh tulisan(Wiyanto,2012:96). Jadi,Paragraf adalah rangkaian atau seperangkat kalimat yang saling berhubungan atau teralin secara utuh dan membentuk satu kesatuan pokok pembahasan atau membahas satu topik pembahasan atau satu permasalahan pokok. Paragraf hanya mengandung satu gagasan utama atau satu pokok pikiran yang merupakan satuan bahasa yang lebih besar daripada kalimat.
2.2.  Manfaat Paragraf                             
Manfaat paragraf yang utama ialah untuk menandai pembukaan topik baru atau pengembangan lebih lanjut topik selanjutnya. Manfaat lain dari paragraf ialah untuk menambah hal-hal yang penting atau memerinci apa yang sudah diutarakan dalam paragraf sebelumnya atau paragraf yang terdahulu. Lalu, kita juga dapat membedakan di mana suatu gagasan mulai dan berakhir. Kita akan kesulitan apabila dalam suatu wacana tidak ada paragraf. Sebab, kita diharuskan untuk membaca terus-menerus sampai selesai. Dengan adanya paragraf kita dapat berhenti sebentar, sehingga kita dapat memusatkan pikiran tentang gagasan yang terkandung dalam paragraf itu (Tarigan, 2008:134).
2.3. Struktur Paragraf
Kalimat-kalimat yang membangun paragraf pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu (1) kalimat topik atau kalimat utama, dan (2) kalimat penjelas atau kalimat pendukung.Kalimat topik atau kalimat utama, biasanya ditempatkan secara jelas sebagai kalimat awal suatu paragraf. Kalimat utama ini kemudian dikembangkan dengan sejumlahkalimat penjelas sehingga ide atau gagasan yang terkandung kalam kalimat utama itu menjadi semakin jelas (Finoza,2005:166).
2.3.1 Ciri-ciri kalimat topik menurut Finoza (2005:167) adalah:
1.      Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci atau diuraikan lebih lanjut.
2.      Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
3.      Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain.
4.      Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.
2.3.2 Ciri-ciri kalimat penjelas menurut Finoza(2005:167) adalah:
1.      Merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
2.      Arti kalimat kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam paragraph.
3.      Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi.
4.      Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang mendukung kalimat topic.
Contoh dari kalimat penjelas adalah sebagai berikut:
Indonesia adalah negara kesatuan. Negara yang terdiri dari ribuan pulau ini memiliki aneka ragam kebudayaan dan bahasa. Masyarakatnya yang rukun dan damai saling hidup berdampingan dalam perbedaan agama, bahasa, kebudayaan, dan lain-lain. Semboyan Bhineka Tunggal Eka yang berarti walaupun berbeda-beda tetap satu jua inilah yang menjadi dasar masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan. Selain kaya akan ragam kebudayaan, Indonesia juga memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah dari ujung Sabang sampai Merauke. Dengan pengelolaan yang baik, kekayaan alam Indonesia ini bisa menghidupi serta mensejahterakan masyarakat Indonesia sehingga semakin memperkokoh persatuan dan kesatuan serta kerukunan masyarakat Indonesia (Suryanto, 2011:83).

Struktur paragraf dapat dikelompokkan berdasarkan banyaknya unsur dan urutan unsur. Ada tujuh kemungkinan struktur paragraf menurut Wirnosoedarmo (1985:45), yaitu:
1.      Paragraf terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
2.      Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
3.      Paragraf terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
4.      Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, dan kalimat pengembang.
5.      Paragraf terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang.
6.      Paragraf terdiri atas kalimat topik dan kalimat pengembang.
7.      Paragraf terdiri atas kalimat pengembang dan kalimat topik.

Berdasarkan strukturnya paragraf dikelompokkan menjadi tiga jenis,yaitu(1) paragraf deduktif,(2) paragraf induktif, dan (3) paragraf deduktif-induktif(Soedjito,1991:12-15)
1.         Paragraf Deduktif; paragraf yang kalimat utamanya terletak pada awal paragraf kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas. Contoh paragraf ini adalah sebagai berikut:
            Sampah yang setiap hari kita buang sebenarnya dapat dibedakan menjadi duamacam, yaitu sampahorganik, dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang mudah membusuk. Contohnya, sisa makanan dan daun-daunan yang umumnya basah. Sampah anorganik adalah adalah sampah yang sulit atau tidak dapat membusuk. Contohnya: plastik, kaca, kain, karet, dan lain-lainnya(Soeditjo,1991:12)

2.         Paragraf Induktif; paragraf yang diawali dengan kalimat-kalimat penjelas kemudian kalimat utama diletakkan pada akhir paragraf. Contoh:
            Lebaran masih seminggu lagi, tetapi harga sembako seperti beras, gula, minyak, tepung, telur, dan lain-lain telah naik secara signifikan. Makanan yang biasanya dikonsumsi dalam merayakan Lebaran seperti roti, sirup, dan lain-lain melonjak harganya. Bahan pakaian dan pakaian jadi untuk berlebaran, seperti busana muslimah, baju koko, kopiah, kerudung, sajadah, dan sejenisnya pun tidak ketinggalan dari kenaikan harga yang cukup tinggi. Kenaikan harga barang-barang selalu terjadi menjelang Lebaran pada setiap tahun(Soeditjo,1991:13)

3.         Paragraf Deduktif-Induktif ; paragraf yang kalimat utamanya berada di awal paragraf kemudian diulang lagi atau diperjelas lagi di akhir paragraf. Kalimat-kalimat penjelas paragraf ini terletak pada tengah paragraf. Contoh paragraf ini sebagai berikut:
     Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingginya kolesterol merupakan faktor resiko yang paling besar seseorang untuk menderita penyakit jantung kororner. Sebenarnya banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kolesterol, tetapi yang dianggap paling besar perannya dalam masalah tersebut adalah tingginya konsumsi lemak serta kandungan konsumsi asam lemaknya. Dalam hal ini, minyak goreng merupakan sumber utama lemak yang tidak baik. Dengan demikian, kolesterol merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner(Soeditjo,1991:15).

2.4 Persyaratan Paragraf yang Baik
2.4.1 Kepaduan paragraf
Kepaduan dalam sebuah paragraf akan terpenuhi apabila kalimat-kalimat yang menyusun paragraf itu terjalin secara logis dan gramatikal, dan berkaitan satu sama lain untuk mendukung gagasan utama. Dengan demikian, kalimat-kalimat di dalam sebuah paragraf itu terpadu, berkaitan satu sama lain, untuk mendukung gagasan utama. Untuk membangun kepaduan kalimat-kalimat dalam paragraf, penulis dapat menggunakan kata kunci dan sinonim, pronomina, kata transisi, dan struktur yang paralel (Alwi, (ed): 2001:10).
a. Kata Kunci dan Sinonim
Kepaduan paragraf dapat dibangun dengan tidak mengulang kata atau ungkapan yang sama setiap kali diperlukan. Kata atau ungkapan yang sama itu sesekali dapat disebut kembali dengan menggunakan kata kuncinya atau dengan menggunakan kata lain yang bersinonim dengan kata ungkapan itu. Misalnya:
Virus HIV, dapat disebut virus penyebab AIDS, virus yang mematikan, virus yang sulit ditaklukan. Virus ini dapat menyebabkan kematian(Alwi, (ed): 2001:10).
Cara seperti di atas disebut penyulihan.
b. Pronomina
Membangun kepaduan juga dapat ditempuh dengan menggunakan pronomina untuk menyebutkan nomina atau frasa nomina yang telah disebutkan lebih dahulu. Yang dilakukan sebenarnya adalah mengacu pada nomina atau frasa nomina itu dengan pronominanya. Frasa pengusaha-pengusaha yang sukses selain sesekali dapat disebut pengusaha-pengusaha itu, dapat pula disebut mereka. Cara ini disebut pengacuan. Contoh penggunaan pronomina adalah sebagai berikut:
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi rawan pangan di Indonesia.  Di antaranya upaya yang telah dilakukan adalah mendistribusikan beras seharga Rp1000,00 per kg. untuk kualitas medium. Setiap kepala keluarga mendapat jatah 10 kg. per bulan. Upaya lain adalah membentuk tim pemantau ketahanan pangan untu operasi pasar khusus, mendorong ABRI manuggal pertama, dan sebagainya. Upaya itu perlu didukung oleh semua pihak agar masalah yang memprinhatinkan tersebut dapat teratasi(Alwi, (ed): 2001:11).

c. Kata transisi
Kata transisi adalah konjungtor atau perangkai, baik yang digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur dalam sebuah kalimat maupun untuk menghubungkan kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf. Melalui penggunaan kata ini hubungan antarasatu gagasan dengan gagasan yang lain dalam sebuah paragraf dapat dinyatakan secara tegas.
Contoh:
Saya makan soto karena saya suka (Alwi, (ed): 2001:11).

d. Struktur yang Paralel
Keparalelan struktur kalimat dapat pula membangun ciri-ciri kepaduan kalimat-kalimat di dalam sebuah paragraf. Banyak cara yang bisa dilakukan, misalnya menggunakan kata kerja yang sama atau menggunakan majas repetisi. Perhatikan paragraf berikut.
Setelah mendapat izin dari pemerintah daerah, warga mulai membangun fasilitas umum di tanah itu. Konon, untuk membangun fasilitas umum berupa gedung olah raga itu, warga harus mengeluarkan tidak kurang dari 500 juta rupiah yang digali dari dana swadaya murni. Awalnya tidak ada yang mempersoalkan hal itu, tetapi setelah daerah itu berkembang menjadi pemukiman yang maju amat pesat, banyak pihak menjadi yang mulai mengungkit status tanah dan bangunan itu. Bahkan, dengan dalih bahwa karena sudah tidak sesuai dengan kemajuan dan keadaan sekitarnya, pemerintah daerah akan memugar dan mengambil alih pengelolaannya(Alwi, (ed): 2001:12).

2.4.2 Kesatuan Paragraf
Kesatuan dalam sebuah paragraf akan terpenuhi apabila informasi-informasi dalam paragraf itu tetap dikendalikan oleh gagasan utama. Dalam paragraf mungkin terdapat beberapa gagasan tambahan, tetapi, gagasan-gagasan itu tentap dikendalikan oleh gagasan utama. Agar hal itu dapat dicapai, penulis harus senantiasa mengevaluasi apakah kalimat-kalimat yang ditulisnya itu berhubungan erat dengan gagasan utama (Alwi, (ed): 2001:8). Perhatikan paragraf berikut ini.
Mbah Marto tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya. Ia tidak tahu-menahu mengapa desanya dinamai desa Kedunggalar. Ia tidak tahu-menahu mengapa sangkanurip kini mongering. Ia juga tidak tahu mengapa nenek moyangnya dahulu sampai di desa itu. Meski sudah uzur, Mbah Marto masih gesit dan cekatan. Begitu bangun pagi, tanpa harus minum kopi dahulu, ia sudah memanggul pangkur menuju ladangnya. Ia terus mengayun pangkurnya membongkar tanah liat yang sudah menggeras oleh musim kemarau yang panjang (Alwi, (ed): 2001:8).
Paragraf diatas tidak dapat disebut paragraf yang baik sebab didalamnya terdapat dua gagasan utama berikut:
1.      Mbah Marto tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya.
2.      Meski sudah uzur, Mbah Marto masih gesit dan cekatan.
Oleh karena itu, agar memenuhi tuntutan prinsip kesatuan, paragraf di atas harus dipecahkan menjadi dua paragraf dengan menjadikan kalimat (1) sebagai kalimat topik pertama, dan kalimat (5) sebagai kalimat topik paragraf kedua (Alwi, (ed): 2001:8-9).
2.4.3 Kelengkapan Paragraf
            Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila didalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjuk pokok pikiran atau kalimat utama. Kelengkapan paragraf berhubungan dengan caramengembangkan paragraf. Paragraf dapat dikembangkan dengan cara pertentangan dan perbandingan, analogi, contoh, sebab-akibat, definisi, dan klarifikasi (Alwi, (ed): 2001:8).
2.5  Metode Pengembangan Paragraf
Paragraf dapat dikembangkan dengan cara pertentangan dan perbandingan, analogi, contoh, sebab-akibat, definisi, klarifikasi. Metode tersebut dapat dijelaskan menurut Kurtanto (2011:194) sebagai berikut:
2.5.1 Metode Pertentangan dan Perbandingan
Metode ini mempertentangkan atau membandingkan dua hal yang tingkatnya samadan kedua hal itu mempunyai persamaan dan perbedaan. Biasanya pertentangan dan perbandingan menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, bertolak belakang dari, serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, dan sementara itu. Contoh paragraf pertentangan dan perbandingan yaitu:
Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di muka umum seperti apa yang diharapkan rakyatnya. Jika keluar kota, beliau paling senang mengenakan pakaian yang praktis. Ia menyenangi topi dan scraft. Lain halnya denganMargareth Thatcher. Sejak menjadi pemimpin partai konservatif, ia melembutkan gaya berpakaian dan rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia lebih cenderung berbelanja di tempat yang agak murah(Akhadiah, (ed):1996:143).
2.5.2 Metode Analogi
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya, pengembangan analogi dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata-kata yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan. Contoh paragraf metode analogi yaitu:
Dalam persoalan Poso kita memang diingatkan bahwa penanganannya tidaklah mudah. Ibaratnyakita diminta untuk memegang telur. Kalau terlalu keras memegangnya, telur itu akan pecah, tetapi kalau terlalu longgar juga akan pecah karena akan terlepas dari tangan. Kita harus menanganinnya secara tepat dan yang harus menjadii perhatian kita bersama janganlah masalah ini membuat kita sebagai bangsa menjadi pecah. Kasihan para pahlawan dan mereka yang berharap masa depan(Kuntarto,2009:196).
2.5.3 Metode Contoh-contoh
Kata seperti, misalnya, contohnya, dan lain-lain adalah ungkapan-ungkapan dalam pengembangan dalam mengembangkan paragraf dengan contoh (Kuntarto,2009:196).
Selain tipe introver, sifat manusia adalah ekstrover. Tipe ekstrover adaah orang-orang yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada orang lain, dan kepada masyarakat. Orang yang tergolong tipe ekstrover memiliki sifat-sifat tertentu, contohnya, berhati terbuka, lancar dalam pergaulan, ramah tamah, penggembira, mudah memengaruhi dan mudah dipengaruhi oleh orang lain (Purwanto,1984:150).









2.5.4 Metode Sebab-Akibat
Pengembangan paragraf dengan sebab akibat dilakukan jika menerangkan suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang digunakan yaitu padahal, akibatnya, oleh karena itu, dank arena. Berikut contohnya (Kuntarto, 2009:197).
Seharusnya Indonesia telah menerapkan Negara kesejahteraan sejak awal kemerdekaan. Program Jamsostek baru dimulai pada 1976 sehingga Indonesia tertinggal membentuk tabungan nasional. Padahal, Malaysia sudah memulainya sejak 1959. Akibatnya, krisis melanda Asia pada 1997/1998, Indonesia paling sulit untuk bangkit lagi. Oleh karena itu, Indonesia perlu melakukan reformasi penyelenggaraan program jaminan social (Kuntarto, 2009:197).

2.5.5 Metode Definisi
Adalah, yaitu, ialah, merupakan, adalah kata-kata yang digunakan dalam mengembangkan paragraf dengan cara  definisi. Kata adalah biasanya digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata benda, yaitu digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diaawali dengan kata kerja atau sifat. Jika akan menjelaskan sinonim suatu hal, kata ialah yang digunakan dan jika akan mendefinisikan pengertian rupa atau wujud, kata merupakan yang dipakai (Kuntarto, 2009:197).
Contoh pengembangan paragraf dengan cara definisi.
            Apakah psikologi itu? R.S. Woodworth berpendapat, ‘Psikologi ialah ilmu jiwa”. Sedangkan menurut Crow “Psikologi adalah kejiwaan manusia dalam berinteraksi dengan dunia sekitarnya.” Sementara itu, Santian mengemukakan bahwa Psikologi merupakan perwujudan tingkah laku manusia (Kuntarto, 2009:197).



2.5.6 Metode Klasifikasi
            Cara klasifikasi adalah pengembangan paragraf melalui pengelompokan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Kata-kata atau ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan (Kuntarto,2009:197).
Contoh paragraf dengan metode klasifikasi:
            Penyelidikan tentang temperamen dan watak manusia telah dilakukan sejak dahulu kala. Hippo Crates dan Galenus mengemukakan bahwa manusia dapat dibagi menjadi empat golongan menurut keadaan zat-zat cair yang ada didalam tubuhnya. Empat golongan tersebut yaitu sanguistis (banyak darah) yang sifatnya periang, gembira, optimis, dan lekas berubah-ubah. Kemudain koleris (banyak empedu kuning) adalah manusia yang memiliki sifat garang, hebat, lekas marah, dan agresif. Selanjutnya, flegmatis (banyak lendirnya) adalah manusia yang sifatnya tenang, tidak mudah berubah dan lamban. Terkahir, melankollis (banyak empedu hitam) memiliki sifat muram, tidak gembira, dan pesimistis (Purwanto, 1984:150).











BAB 3
PENUTUP
Dalam menyusun tulisan ilmiah, paragraf merupakan aspek penting yang harus diperhatikan penulis. Penulisan paragraf sangat mempengaruhi pemahaman pembaca terhadap gagasan yang disampaikan penulis melalui tulisan ilmiahnya. Maka dari itu, sebelum menulis paragraf penulis harus menentukan kalimat utama atau kalimat topik. Kalimat utama tersebut harus ditunjang dengan kalimat-kalimat penjelas. Dalam menyusun kalimat demi kalimat, penulis harus menggunakan kata penghubung yang tepat agar kalimat-kalimat tersebut membentuk paragraf yang baik.
Paragraf yang baik harus terdiri dari kalimat-kalimat yang terstruktur, terpadu dan berkesinambungan.














DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1996. Pembinaankemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alwi, Hasan. 2001. Paragraf. Jakarta: Depdiknas.
Chaer, Abdul. 2003. LinguistikUmum. Jakarta: RinekaCipta
Kuntarto, Niknik. 2009. CermatdalamBerbahasa, TelitidalamBerpikir.Jakarta: Mitra Media Wacana.

Rahardi, R.Kunjana. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.Jakarta: Erlangga.

Suyanto,Edi.2011. Membina, Memelihara, dan Menggunakan Bahasa Indonesia Secara Benar. Yogyakarta: Ardana Media.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. MenulisSebagaiSuatuKeterampilanBerbahasa. Bandung: Angkasa.

Wirnoesoedarmo, Soekomo. 1995. Tatabahasa bahasa Indonesia. Jember: Sinar Wijaya.
Wiyanto, Asul.2012.Terampil Menulis Paragraf.Jakarta:Gramedia Widiasarana.

Soedjito,1991.Bahasa dan Sastra Indonesia.Jakarta:Grasindo.

Finoza,Lamuddin.2005.Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Non Jurusan Bahasa.Jakarta:Diksi Insan Mulia.












LAMPIRAN SOAL

I.                   PILIHAN GANDA
1.      Bacalah bacaan tersebut dengan seksama!
Hasil laut seperti karang, teripang, dan kepiting merupakan komoditas ekspor. Oleh karena itu, para nelayan kita harus pandai-pandai dalam membudidayakan dan memanen hasil laut tersebut, jangan sampai komoditas hasil laut dari luar negeri masuk ke Indonesia. Para generasi muda hendaknya ikut memikirkan pembangunan kelautan. Janganlah berpandangan bahwa laut adalah sesuatu yang menakutkan, tetapi harus sebaliknya, laut merupakan sahabat.
            Apa kalimat utama paragraf di atas?
A.    Hasil laut seperti karang, teripang, dan kepiting merupakan komoditas ekspor
B.     Oleh karena itu, para nelayan kita harus pandai-pandai dalam membudidayakan dan memanen hasil laut tersebut, jangan sampai komoditas hasil laut dari luar negeri masuk ke Indonesia
C.     Para generasi muda hendaknya ikut memikirkan pembangunan kelautan.
D.    Janganlah berpandangan bahwa laut adalah sesuatu yang menakutkan, tetapi harus sebaliknya, laut merupakan sahabat.

2.      Perayaan Tahun Baru yang berlangsung meriah di Jakarta meninggalkan sejumlah persoalan. (2) Satu di antara persoalan tersebut adalah rusaknya sejumlah taman kota di Jakarta. (3) Kerusakan taman ini seperti terlihat di kawasan Monumen Nasional (Monas) Jakarta. (4) Hampir semua tanaman hias yang berada di area tersebut rusak akibat terinjak-injak ribuan pengunjung.
Kalimat utama paragraf tersebut ditandai dengan nomor ...
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
3.      Perhatikan kalimat-kalimat dibawah ini!
1.  Dia seorang laki-laki tua.
2.  Setiap saya datang, pegawai yang duduk di sudut dekat pintu selalu menarik.
3.  Tidak usah saya sebutkan nama kantornya.
4.  Dia bukan seorang karyawati yang cantik dan juga bukan seorang pemuda yang ganteng
5.  Yang jelas sering saya mendatanginya, karena teman saya bekerja di situ, 
Kalimat-kalimat di atas akan menjadi paragraf yang baik bila disusun dengan urutan ...
A.  3 – 2 – 1 – 4 – 5 
B.  3 – 4 – 5 – 2 – 1 
C.  3 – 2 – 5 – 4 – 1 
D.  3 – 5 – 2 – 4 – l 

4.      Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini!
(1)  Setibanya di tempat telepon, ia antri di depan telepon.
(2)  Dewi berangkat ke tempat telepon umum.
(3)  la membicarakan hal-hal yang penting saja.
(4)  Dia menelepon temannya untuk belajar bersama
Paragraf yang padu dari kalimat acak di atas ialah.... 
A.  (1) - (2) - (3) - (4)
B.  (3) - (4) - (1) - (2) 
C.  (2) - (1) - (3) - (4) 
D.  (3) - (1) - (2) - (4)

5.      (1) Kurangnya penguasaan bahasa Indonesia itu antara lain disebabkan oleh kurangnya motivasi dalam pemakaian bahasa Indonesia dengan baik. (2)  Ada yang beranggapan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa kedua. (3) Bahasa Indonesia adalah bahasa orang Indonesia sehingga ada yang beranggapan bahasa itu tidak perlu dipelajari. (4) Bahasa asing merupakan bahasa ilmu pengetahuan. (5) Bahasa Indonesia adalah bahasa yang digunakan sebagai sarana komunikasi sehari-hari. Tanpa harus dipelajari masyarakat sudah terbiasa berbahasa Indonesia.
       Kalimat yang menyimpang dalam paragraf di atas adalah kalimat nomor….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

II.                URAIAN
1.      Buatlah sebuah paragraf dengan tema “Kebersihan Lingkungan Kampus”!
















KUNCI JAWABAN

1.      A
2.      A
3.      D
4.      D
5.      D


Tidak ada komentar:

Posting Komentar