KESANTUNAN KALIMAT
DALAM PENULISAN ILMIAH
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah
Bahasa Indonesia Semester Tiga
yang Diampu oleh Drs. H. M. Nur Fawzan Ahmad,
M. A.
Oleh Kelompok 4 :
1.
JA’FAR SHODIQ ( 24010113140096 )
2.
FITRIYANI ( 24010113120025 )
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat serta
hidayah-Nya
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kesantunan
Kalimat dalam Penulisan Ilmiah”. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas
kelompok mata kuliah Bahasa Indonesia. Penyusun di dalam penyusunan makalah ini
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
- Bapak
Drs.H.M. Fawzan Ahmad, M.A selaku dosen pengampu pada mata kuliah Bahasa
Indonesia.
- Rekan-rekan
semua yang mengikuti perkuliahan Bahasa Indonesia.
- Keluarga
yang selalu mendukung penyusun.
- Semua
pihak yang ikut membantu penyusunan makalah “Kesantunan Kalimat dalam Penulisan Ilmiah”,
yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Penyusun merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penyusun. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Semarang, 07
Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………..ii
DAFTAR ISI…………...…………………………………………........... iii
BAB
I PENDAHULUAN………………………………………….......1
A. Latar Belakang……………………………………………...1
B. Rumusan Masalah…………………………………………..2
C. Tujuan……………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………..3
A. Kesantunan Kalimat dalam Penulisan Ilmiah ……………..3
B. Pengertian Kalimat yang Baik dan Efektif …………........15
C. Ciri-ciri Kalimat yang Baik dan Efektif ………………….16
D.
Ketentuan
Penulisan Kalimat Efektif dalam Penulisan Ilmiah………………………………………………………19
BAB IV PENUTUP …………………………………………………….23
A.
Kesimpulan
……………………………………………….23
B.
Saran ……………………………………………………...23
DAFTAR
PUSTAKA ……………………………………………………24
LAMPIRAN
SOAL ……………………………………………………...25
LAMPIRAN
KUNCI JAWABAN ………………………………………27
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Seorang mahasiswa dalam proses perkuliahannya pasti
memiliki tugas-tugas dari para dosen. salah satunya adalah tugas membuat karya
ilmiah, laporan, makalah, ataupun tugas akhir dan skripsi yang akan dikerjakan
oleh mahasiswa tersebut. Banyak dari
mereka mengalami kesulitan dalam proses penulisan karya tersebut. Khususnya
dalam penulisan kalimat yang baik serta efektif sehingga dapat menghasilkan
sebuah karya yang baik dan dapat diterima serta dipahami oleh para pembaca.
Oleh karena itu, seorang mahasiswa harus mengerti serta memahami arti dari
kalimat dan segala lingkup yang berhubungan dengan kalimat.
Kesantunan
kalimat yang baik dan efektif perlu diperhatikan dan diterapkan dalam penulisan
ilmiah agar menghasilkan sebuah karangan ilmiah yang baik dan benar sehingga
pembaca dapat dengan mudah memahami dan menangkap maksud atau isi dari karangan
tersebut. Bila hal ini tercapai diharapkan pembaca akan tertarik kepada apa
yang dibicarakan dalam karangan ilmiah tersebut dan pembaca akan tergerak
hatinya dengan apa yang disampaikan oleh
penulis dalam karangan tersebut. Kesantunan kalimat yang baik dan
efektif tersebut menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi
terciptanya sebuah karangan atau karya ilmiah yang baik. Dari latar
belakang di atas maka kami meng
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, diperoleh beberapa rumusan masalah, yaitu sebagai
berikut :
1. Bagaimana
kesantunan kalimat dalam penulisan ilmiah ?
2. Apa
pengertian kalimat yang baik dan efektif ?
3. Bagaimana
ciri-ciri kalimat yang baik dan efektif ?
4.
Bagaimana
ketentuan penulisan kalimat efektif dalam penulisan ilmiah?
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :
1. Untuk
menjelaskan kesantunan kalimat dalam penulisan ilmiah.
2. Untuk
menjelaskan pengertian kalimat yang baik dan efektif.
3. Untuk
menjelaskan ciri-ciri kalimat yang baik dan efektif.
4. Untuk menjelaskan ketentuan penulisan kalimat efektif
dalam penulisan ilmiah.
BAB
II
KESANTUNAN KALIMAT DALAM PENULISAN ILMIAH
A. Kesantunan Kalimat dalam
Penulisan Ilmiah
Istilah kesantunan berarti kesopanan, tata cara, adat,
atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Kesantunan dapat dilihat dari
berbagai segi dalam pergaulan sehari-hari. Kesantunan juga memperlihatkan sikap
yang mengandung nilai sopan santun dalam pergaulan sehari-hari.
Kalimat
adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan
suatu pikiran yang utuh. Suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain
subyek, predikat, obyek, pelengkap, dan keterangan. Kalimat dikatakan sempurna
jika minimal memiliki unsure sebyek dan predikat.
Kesantunan
kalimat adalah tata cara atau aturan perilaku yang mengatur unsur-unsur suatu
kalimat dalam pembentukan paragraf yang baik agar pembaca dapat lebih mudah
menangkap isi dari paragraf tersebut. Penulisan
kalimat yang digunakan dalm karangan ilmiah harus berupa ragam tulis baku yang
berupa kalimat efektif, yaitu kalimat yang memenuhi criteria jelas, sesuai
kaidah, dan enak dibaca. Kesantunan kalimat yang
baik dan efektif perlu diperhatikan dan diterapkan agar menghasilkan sebuah
karangan ilmiah yang baik dan benar sehingga pembaca dapat dengan mudah
memahami dan menangkap maksud atau isi dari karangan tersebut, karena kalimat
yang baik dan efektif dapat mengomunikasikan pikiran atau perasaan penulis
kepada pembaca secara tepat sehingga penulis dan pembaca tidak akan menghadapi
keraguan salah komunikasi, salah
informasi, atau salah pengertian.
Karangan ilmiah, laporan, jurnal, atau jenis komunikasi lain, seluruhnya harus
menggunakan kalimat yang baik, benar, dan efektif, agar memungkinkan karangan
tersebut diterima oleh siapapun dan benar artinya sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia. Oleh karena itu, agar mendapatkan kalimat yang
efektif, calon penulis perlu memperhatikan unsur –unsur kalimat, syarat
kalimat, pola dasar kalimat, dan jenis-jenis kalimat, yaitu sebagai berikut :
1.
Unsur Kalimat
Unsur
kalimat adalah hal-hal yang membangun terbentuknya suatu kalimat yang meliputi
:
a.
Subjek (S)
Subjek
merupakan unsur inti pada kalimat, biasanya berupa kata benda atau kata lain
yang dibendakan.
Contoh : Ardi bermain bola.
b.
Predikat (P)
Predikat
merupakan unsur inti pada kalimat yang berfungsi menerangkan subjek, biasanya
berupa kata kerja atau kata sifat.
Contoh :
Ayah bekerja di BUMN.
c.
Objek (O)
Objek
merupakan keterangan predikat yang erat hubungannya dengan predikat, biasanya
terletak di belakang predikat.
Contoh : Pak Ali membajak sawah. ( makna objek penderita )
Ibu membelikan adik buku baru. (makna objek penyerta)
d.
Pelengkap (Pel)
Pelengkap yaitu
bagian kalimat yang melengkapi predikat,, umumnya terletak dibelakang predikat
dan berupa verba.
Contoh : Beliau menjadi rektor.
Dia membawakan saya oleh-oleh.
e.
Keterangan (Ket)
Keterangan
yaitu bagian kalimat yang menerangkan predikat dan klausa dalam sebuah kalimat.
Keterangan
terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
1)
Keterangan
Tempat
Contoh :
NOAH akan mengadakan konser di Malaysia.
2)
Keterangan Waktu
Contoh :
Sinta tiba di Jakarta pukul 12.00 WIB.
3)
Keterangan Alat
Contoh :
Ayah memetik buah menggunakan tongkatnya.
4)
Keterangan
Tujuan
Contoh :
Kita harus rajin berolahraga agar sehat.
5)
Keterangan Cara
Contoh :
Mereka memperhatikan pelajaran dengan
seksama.
6)
Keterangan
Penyerta
Contoh :
Abi pergi bersama Lita.
7)
Keterangan Sebab
Contoh :
Dia sangat sukses karena giat bekerja.
2.
Syarat Kalimat,
meliputi :
a.
Secara Bentuk
1)
Mempunyai
gabungan kata secara teratur : S + P + O + K, atau anak kalimat + induk
kalimat, atau sebaliknya.
2)
Kalimat harus
selesai
Kalimat
harus selesai artinya kalimat harus diakhiri dengan titik, tanda seru, tanda
tanya, bukan koma. Bila terdapat dua subjek atau dua predikat, atau lebih dari
satu objek, maka kalimat itu disebut kalimat berantakan atau kalimat kacau.
3)
Dapat terdiri
dari kalimat tunggal
Artinya subjek
atau predikat atau objeknya hanya satu. Jika terdiri dari kalimat majemuk, maka
terdiri dari satu induk kalimat dan satu anak kalimat.
b.
Secara isi
Kalimat
harus mengandung satu ide atau satu gagasan agar dapat merangsang minat baca,
kalimat harus persuasif, tegas, meyakinkan, tidak ragu-ragu, dan harus
komunikatif.
3.
Pola Dasar
Kalimat
Kalimat
dasar adalah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktur inti, belum
mengalami perubahan yang berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan
kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat
dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe, yaitu :
a. Kalimat
Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki
unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata
kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan.
Contoh :
Mereka
/ sedang bekerja.
S P (kata kerja)
Pamannya
/ pemain bola.
S P (kata benda)
Gambar
itu / bagus.
S P (kata sifat)
b. Kalimat
Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki
unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal.
Contoh :
Mereka
/ sedang menyusun / strategi penyerangan.
S P O
c. Kalimat
Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat,
dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva.
Contoh :
Budi
/ beternak / ayam.
S P Pel.
d. Kalimat
Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek
berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa
nominal.
Contoh :
Dia
/ mengirimi / saya / surat.
S
P O Pel.
e. Kalimat
Dasar Berpola S P K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur
keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi.
Contoh :
Mereka
/ berasal / dari Surabaya.
S P K
f. Kalimat
Dasar Berpola S P O K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek
berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek
berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Contoh :
Kami
/ memasukkan / pakaian / ke dalam lemari.
S P O K
g. Kalimat
Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau
kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi.
Contoh :
Ungu
/ bermain / musik / di atas panggung.
S
P Pel. K
h. Kalimat
Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan
keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina
atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Contoh :
Dia
/ mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan.
S
P O
Pel. K
4.
Jenis-jenis
Kalimat
a.
Berdasarkan Jumlah
Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat berdasarkan jumlah frasa (struktur gramatikal) dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
i. Kalimat
Tunggal
Kalimat tunggal yaitu
kalimat yang hanya memiliki satu pola (klausa), yang terdiri dari subjek dan
predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang paling sederhana. Kalimat tunggal
yang sederhana ini dapat ditelusuri berdasarkan pola-pola pembentukannya.
Kalimat tunggal terdiri dari dua jenis, yaitu:
1)
Kalimat Nominal yaitu
jenis kalimat yang pola predikatnya menggunakan kata benda.
Contoh : Adik perempuan
saya ada dua orang.
2)
Kalimat Verbal yaitu
jenis kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai predikatnya.
Contoh : Saya sedang
mandi.
ii.
Kalimat Majemuk
Kalimat mejemuk yaitu
kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri dari dua atau lebih kalimat
tunggal yang saling berhubungan.
Kalimat
majemuk dapat dibedakan atas tiga
jenis:
1) Kalimat
Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara yaitu
kalimat yang terdiri dari dua
atau lebih kalimat tunggal, dan kedudukan tiap kalimat tunggal itu ialah
setara. Kalimat majemuk setara dibagi menjadi empat macam, yaitu :
a) Kalimat
majemuk setara penggabungan adalah jenis kalimat yang dapat diidentifikasi
dengan adanya kalimat yang dihubungkan dengan kata “dan” atau “serta”.
Contoh
: Aku menulis surat itu dan dia yang mengirimnya ke kantor pos.
b) Kalimat
majemuk setara pertentangan adalah jenis kalimat majemuk yang dihubungkan
dengan kata “tetapi”, “sedangkan”, “melainkan”, “namun”.
Contoh : Anak itu rajin datang ke
sekolah tetapi nilainya selalu merah.
c)
Kalimat majemuk setara
pemilihan adalah jenis kalimat majemuk yang di dalam kalimatnya dihubungkan
dengan kata “atau”.
Contoh : Dia bingung memilih antara buah
apel atau buah anggur.
d) Kalimat
majemuk setara penguatan adaalah jenis kalimat yang mengalami penguatan dengan
menambahkan kata “bahkan”.
Contoh : Dia tidak
hanya pandai bermain alat musik, dia bahkan pandai bernyanyi.
2)
Kalimat Majemuk
Bertingkat
Kalimat
majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau
lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda.
3) Kalimat
Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran yaitu
kalimat majemuk yang merupakan penggabungan antara kalimat majemuk setara
dengan kalimat majemuk bertingkat. Minimal pembentukan kalimatnya terdiri dari tiga kalimat.
Contoh
:
Toni
bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
Rina
membaca buku di kamar.
(kalimat tunggal 2)
Ketika
aku datang ke rumahnya.
(anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
Hasil
penggabungan ketiga kalimat di
atas
adalah :
Toni
bermain dengan Kevin dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku
datang ke rumahnya.
b. Berdasarkan
Isi atau Fungsinya
Kalimat dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
1)
Kalimat Perintah
Kalimat
perintah yaitu kalimat yang bertujuan untuk
memberikan perintah kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah
dalam bentuk lisan biasanya diakhiri dengan intonasi yang tinggi, sedangkan
pada bentuk tulisan kalimat ini akan diakhiri dengan tanda seru (!).
Beberapa
bentuk kalimat perintah :
a)
Kalimat Perintah Biasa
Kalimat perintah biasa ditandai dengan partikel lah.
Contoh : Gantilah bajumu!
b) Kalimat
Perintah Larangan
Kalimat
perintah larangan ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh : Jangan
membuang sampah sembarangan!
c)
Kalimat Perintah Ajakan
Kalimat perintah ajakan ditandai dengan penggunaan
kata mohon, tolong,harap, atau silakan.
Contoh : Marilah kita
bersama-sama melestarikan kebudayaan Indonesia!
2)
Kalimat Berita
Kalimat
berita yaitu kalimat yang isinya mengabarkan
atau menginformasikan sesuatu. Dalam penulisannya kalimat ini diakhiri dengan
tanda titik (.). Beberapa bentuk kalimat berita meliputi :
a)
Kalimat Berita
Kepastian
Kalimat ini ditandai dengan penggnaan kata ya, betul, sungguh, nyata, sudah tentu, dan
sebagainya.
Contoh : Memang betul, ia yang bersalah.
b)
Kalimat Berita
Pengingkaran
Kalimat berita pengingkaran ditandai dengan penggunaan
kata tugas yaitu tidak, sungguh tidak,
bukan, sedikitpun tidak, dan sebagainya.
Contoh : Saya tidak
akan menghadiri rapat hari ini.
c)
Kalimat Berita Kesangsian
Kalimat ini menyatakan berita yang belum pasti atau
tidak pasti dan menunjukkan tanggapan kemungkinan yang belum bisa dipastikan
kebenarannya. Biasanya ditandai dengan kata tugas yaitu agaknya, rupanya, rasanya, barangkali, mungkin, dan sebagainya.
Contoh : Guru itu
kemungkinan tidak memiliki kinerja
3)
Kalimat Tanya
Kalimat
Tanya yaitu kalimat yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi, biasanya kalimat ini akan diakhiri dengan pemberian
tanda tanya (?). Kata tanya yang sering digunakan untuk membuat kalimat tanya
ini adalah bagaimana, di
mana,
ke mana,
kapan, berapa, siapa, mengapa.
Contoh:
Bagaimana
pemerintah menyelesaikan krisis ekonomi saat ini?
Di mana peristiwa itu
terjadi?, dan lain-lain.
4)
Kalimat Seruan
Kalimat
seruan yaitu kalimat yang dipakai untuk
mengungkapkan perasaan, dalam penulisannya kalimat seruan akan diakhiri dengan
tanda seru (!) atau tanda titik (.).
Contoh :
Wah, indah sekali
pemandangan itu!
c. Berdasarkan
Unsur Kalimat
1)
Kalimat Lengkap
Kalimat
lengkap yaitu kalimat yang setidaknya masih
memiliki sebuah subjek dan sebuah predikat.
Contoh
: Kami membersihkan kelas bersama-sama.
2) Kalimat
Tak Lengkap
Kalimat tak lengkap yaitu
kalimat yang tidak sempurna. Kalimat dengan bentuk tidak sempurna kadang hanya
berupa sebuah subjek saja, atau sebuah predikat, bahkan ada yang hanya berupa
objeknya saja atau keterangannya saja. Kalimat tidak lengkap ini sering dipakai
untuk kalimat semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan,
larangan, sapaan, dan kekaguman.
Contoh
:
Selamat
siang!
Tegakkan
disiplin.
Tutup
pintu itu!
Kenapa
diam?
d. Berdasarkan
Subjeknya
1)
Kalimat Aktif
Kalimat aktif yaitu kalimat
yang unsur subjeknya melakukan suatu tindakan (pekerjaan). Predikat berupa kata
kerja yang berawalan “me-“ dan “ber-“, selain itu juga dapat berupa kata kerja
yang tidak dapat dilekati oleh awalan “me-“ seperti: mandi, pergi, dan
lain-lain (kecuali makan & minum). Kalimat aktif dapat dibedakan lagi
menjadi dua, yaitu:
a)
Kalimat Aktif Transitif
Kalimat
aktif transitif yaitu kalimat yang dapat diikuti oleh
objek penderita. Predikatnya biasanya berawalam “me-“ dan selalu dapat diubah
kedalam bentuk kalimat pasif yang predikatnya berawalan “di-“.
Contoh
: Kami membuat kue. (kalimat aktif)
Dapat
diubah menjadi : Kue dibuat oleh kami. (kalimat pasif)
b)
Kalimat Aktif
Intransitif
Kalimat
aktif intransitive yaitu kalimat yang tidak dapat
diikuti oleh objek penderita. Predikat biasanya berawalan “ber-“. Kalimat ini
tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif.
Contoh : Kami berjaga
diluar rumah.
c)
Kalimat Semi Transitif
Kalimat
semi transitif yaitu jenis kalimat yang tidak dapat
diubah ke dalam bentuk pasif, hal itu dikarenakan adanya unsur pelengkap
bukannya objek.
Contoh : Dia menjadi ketua kelas.
Keterangan:
Dia = Subjek
menjadi = Predikat
ketua
kelas = Pelengkap
2)
Kalimat Pasif
Kalimat
pasif yaitu kalimat yang subjeknya melakukan
suatu tindakan. Predikatnya berupa kata kerja yang berawalan “di-“ dan “ter-“
dan diikuti kata depan “oleh”. Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu:
a)
Kalimat pasif biasa
adalah kalimat pasif yang terdapat di kalimat aktif transitif. Untuk
predikatnya sendiri selalu berawalan dengan imbuhan “di-“, “ter-“ dan “ke-an”.
Contoh : Barang itu
dijual paman.
b)
Kalimat pasif zero
adalah kalimat yang unsur objek pelaku berdekatan dengan unsur objek penderita
tanpa ada sisipan dari kata yang lain. Predikatnya berakhiran “-kan” sehingga
membuat awalan “di-“ menghilang dari predikat. Predikat juga bisa menggunakan
kata dasar yang bersifat kata kerja, kecuali kata kerja "aus" (kata
kerja yang tidak bisa menggunakan awalan “me-“ dan “ber-“)
Contoh : Saya berikan bukuku.
Kesantunan kalimat juga perlu diperhatikan dan diterapkan dalam
setiap penulisan karangan ilmiah, laporan, jurnal, atau jenis komunikasi lain
agar tidak terjadi kesalahan kalimat yang dapat berakibat fatal, salah
pengertian, salah tindakan, dan sebagainya. Kesalahan kalimat tersebut dapat
berupa :
1. Kesalahan
Struktur, meliputi :
a. Kalimat
aktif tanpa subjek
Contoh :
Menurut ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia segera bangkit jika hukum
ditegakkan.
Seharusnya
: Ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia segera bangkit jika hukum
ditegakkan.
b. Penempatan
kata depan di depan subjek
sehingga subjek
berubah fungsi menjadi keterangan
Contoh : Di
Jakarta memiliki pusat perdagangan terbesar di ASEAN.
Seharusnya
:
1)
Jakarta memiliki
pusat perdagangan terbesar di ASEAN.
2)
Di Jakarta
terdapat pusat perdagangan terbesar di ASEAN.
c. Tanpa
unsur predikat, menempatkan kata yang di depan predikat sehingga berubah fungsi
menjadi perluasan objek
Contoh :
Petani yang bekerja di sawah.
Seharusnya
: Petani bekerja di sawah.
d. Penempatan
kata penghubung intra kalimat pada awal kalimat
Contoh :
Karena ia pandai maka ia mendapat beasiswa.
Seharusnya
: Ia mendapat beasiswa karena ia pandai.
e. Berupa anak kalimat atau klausa, atau penggabungan
kalimat
Contoh :
Meskipun sudah kaya raya, tetapi ia tetap bekerja keras.
Seharusnya
: Meskipun sudah kaya raya, ia tetap bekerja keras.
2. Kesalahan
Diksi
a. Diksi
kalimat salah jika :
1) Menggunakan
dua kata bersinonim dalam satu frasa, misalnya agar supaya, adalah merupakan,
baik untuk, naik ke atas, dan lain-lain,
Contoh :
Dia rajin berolahraga agar supaya selalu sehat.
Seharusnya
: Dia rajin berolahraga agar selalu sehat.
2) Menggunakan
kata tanya yang tidak menanyakan sesuatu, misalnya dimana, yang mana, bagaimana,
dan lain-lain,
Contoh :
Kampung di mana kami bertempat tinggal, kini sudah menjadi kota.
Seharusnya
: Kampung tempat kami bertempat tinggal, kini sudah menjadi kota.
3)
Menggunakan kata
berpasangan yang tidak sepadan, misalnya tidak hanya-tetapi, bukan hanya-tetapi
juga, dan lain-lain,
Contoh : Ia
tidak hanya pandai melainkan juga rajin.
Seharusnya
: Ia tidak hanya pandai tetapi juga rajin.
4)
Menggunakan kata
pasangan yang tidak idiomatik yang tidak bersesuaian, misalnya sesuai bagi
seharusnya sesuai dengan, membicarakan tentang seharusnya berbicara tentang,
dan lain-lain,
Contoh :
Pekerjaan itu sesuai bagi minat orang tersebut.
Seharusnya
: Pekerjaan itu sesuai dengan minat orang tersebut.
b. Diksi
kalimat kurang baik atau kurang santun
1)
Menonjolkan aku-nya
dalam suasana formal, misalnya aku dan saya,
2)
Pilihan kata
mengekspresikan data secara subyektif, misalnya menurut pendapat saya…,
pengalaman membuktikan….,dan lain-lain,
3)
Menggunakan kata yang
tidak jelas maknanya,
4)
Diksi tidak sesuai
dengan situasi yang dihadapi,
5)
Penolakan dan
pembuktian tanpa makna kata yang pasti.
3. Kesalahan
Ejaan, meliputi :
a. Penggunakan
huruf kapital, huruf kecil, huruf miring, huruf tebal,
b. Pemenggalan
kata,
c. Penulisan
kata baku,
d. Penulisan
unsur serapan,
e. Penulisan
kata asing tidak dicetak miring,
f. Penggunaan
tanda baca,
g. Penulisan
keterangan tambahan,
h. Penulisan
judul, daftar pustaka, catatan kaki, dan sebagainya.
Oleh
karena itu, kesantunan kalimat yang baik dan efektif harus diperhatikan dan
diterapkan dalam penulisan ilmiah, agar menghasilkan sebuah karangan ilmiah
yang baik dan benar dan menghindari kesalahan-kesalahan kalimat yang berakibat
fatal dalam penyampaian informasi kepada pembaca.
B. Pengertian
Kalimat yang Baik dan Efektif
Kalimat
yang baik dan efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap,
dan dapat menyampaikan informasi secara tepat. Kalimat dikatakan singkat karena
hanya menggunakan unsur yang diperlukan saja. Sifat padat berarti kalimat
tersebut mengandung makna sarat yang terkandung didalamnya. Sifat jelas
ditandai dengan kejelasan struktur kalimat dan makna kalimat yang terkandung
didalamnya. Sedangkan sifat lengkap mengandung kelengkapan struktur kalimat
secara gramatikal yaitu penyusunannya mengikuti kaidah bahasa yang bersangkutan, dan juga
kelengkapan konsep atau gagasan yang terkandung di dalam kalimat tersebut.
Penggunaan kalimat yang baik
dan efektif dalam karya tulis ilmiah diukur dari dua sisi, yaitu dari sisi
penulis dan pembaca. Dari sisi penulis, kalimat dikatakan efektif jika kalimat
yang digunakan dapat mengakomodasi gagasan keilmuan penulis secara tepat dan
akurat. Sedangkan dari sisi pembaca, pesan kalimat ditafsirkan sama persis
dengan yang dimaksudkan penulisnya.
Kalimat yang digunakan dalam
karya ilmiah
haruslah efektif dan efisien dan mengikuti kaidah-kaidah penyusunan kalimat. Sebuah
kalimat yang baik dan efektif harus memiliki kemampuan untuk memunculkan
kembali gagasan-gagasan pada pikiran pembaca seperti apa yang terdapat pada
pikiran penulis. Hal ini berarti bahwa kalimat yang baik dan efektif harus
disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis
terhadap pembaca. Kelengkapan unsur sebuah kalimat juga sangat menentukan
kejelasan sebuah kalimat. Oleh sebab itu sebuah kalimat minimal harus memiliki subjek dan
predikat. Kalimat yang lengkap ini juga harus ditulis sesuai dengan
aturan-aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Kata-kata yang digunakan dalam
membentuk kalimat harus dipiih dengan tepat, sehingga kalimat memiliki makna
yang jelas.
Kalimat yang baik
dan efektif
harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu tidak menyimpang
dari kaidah bahasa, logis
atau dapat diterima nalar, jelas dan dapat menyampaikan maksud atau pesan dengan tepat.
Kalimat yang baik
dan efektif
juga harus mengandung pengertian yang jelas, tidak membingungkan serta tidak
menimbulkan penafsiran ganda atau ambigu.
C. Ciri-ciri
Kalimat yang Baik dan Efektif
Terdapat beberapa
ciri-ciri kalimat yang baik dan efektif, yaitu sebagai berikut :
1. Gramatikal
Syarat pertama kalimat efektif adalah kegramatikalan atau
kebenaran kalimat. Suatu kalimat dikatakan gramatikal atau benar apabila
penyusunannya mengikuti kaidah bahasa yang bersangkutan. Ketaatan pada kaidah
ini tampak pada struktur yang dibangun dalam kalimat tersebut.. Kegramatikalan
sebuah kalimat dapat dilihat dari segi struktur sintaksis, bentuk kata, dan
ketepatan diksi. Kalimat dikatakan gramatikal dari segi sintaksis apabila urutan kata-kata yang membentuk kalimat itu tepat dan
lazim digunakan oleh masyarakat penuturnya.
Contoh : Surat itu saya telah tanda tangani.
Seharusnya : Surat itu telah saya tanda
tangani.
2. Kesepadanan
Yaitu keseimbangan
antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan dapat
dibentuk jika terdapat keselarasan antara subjek-predikat, predikat-objek,
predikat-keterangan.
a. Memiliki
subjek yang jelas
Contoh : Menurut
presiden mengatakan bahwa subsidi pendidikan akan diprioritaskan.
Seharusnya : Presiden
mengatakan bahwa subsidi pendidikan harus diprioritaskan.
b. Memiliki
predikat yang jelas
Contoh : Rumah kkami
yang terletak di kota Malang.
Seharusnya : Rumah kami
terletak di kota Malang.
c. Kata
penghubung Intrakalimat tidak boleh digunakan dalam awal kalimat tunggal
Contoh : kemarin dia
mengalami kecelakaan. Karena kurang hati-hati.
Seharusnya : Kemarin
dia mengalami kecelakaan, karena kurang hati-hati.
3. Kepararelan
Yaitu kesamaan bentuk
kata yang digunakan dalam kalimat tersebut.
Contoh : Harga minyak
dibekukan atau kenaikan oleh pemerintah.
Seharusnya : Harga
minyak dibekukan atau dinaikkan oleh pemerintah.
4. Efisien
atau Kehematan
Yaitu kalimat yang padat isi bukan
padat kata. Artinya, kalimat itu hanya menggunakan kata sesedikit mungkin,
tetapi dapat menyampaikan informasi secara tepat dan jelas. Pengungkapan
informasi dengan menggunakan banyak kata merupakan pemborosan. Penggunaan kata
yang berlebihan menjadikan kalimat menjadi berbelit-belit dan sulit dipahami.
Contoh : Para tamu-tamu yang hadir di acara tersebut.
Seharusnya : Para tamu yang hadir di acara tersebut.
5. Jelas
atau Kecermatan
Yaitu kalimat tidak
menimbulkan panafsiran ganda (ambigius) dan tepat dalam pilihan katanya. Kalimat yang ambigius dalam
karya tulis ilmiah perlu dihindari sebab dapat menimbulkan salah pengertian.
Contoh : Mahasiswa
perguruan tinggi itu sekarang terkenal.
Seharusnya : Mahasiswa
itu sekarang terkenal.
Pada contoh, kalimat
tersebut memiliki makna ganda yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau
perguruan tinggi.
6. Kepaduan
Yaitu maksud atau
informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah (sistematis).
Contoh : Surat itu saya
sudah baca.
Seharusnya : Surat itu
sudah saya baca.
7. Kelogisan
Suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi (proporsi) kalimat
tersebut dapat diterima oleh akal atau nalar. Logis atau tidaknya kalimat
dilihat dari segi maknanya, bukan strukturnya. Kelogisan kalimat tampak pada
gagasan dan pendukungnya yang dipaparkan dala kalimat. Suatu kalimat dikatakan
logis apabila gagasan yang disampaikan masuk akal, hubungan antargagasan dalam
kalimat masuk akal, dan hubungan gagasan pokok serta gagasan penjelas juga
masuk akal.
Contoh : Waktu dan tempat kami persilakan.
Seharusnya : Bapak rektor kami persilakan.
Kalimat pada contoh salah karena waktu dan tempat bukan merupakan
subjek.
D.
Ketentuan
Penulisan Kalimat Efektif dalam Penulisan Ilmiah
Ketentuan menulis kalimat
efektif dalam penulisan karya ilmiah menurut Anggraini (2006:1) meliputi :
1.
Subjek Tidak
Didahului Kata Depan
Kata depan yang terletak sebelum subjek dapat
menghilangkan kejelasan gagasan kalimat. Kata depan yang tidak boleh mengawali
subjek adalah di, dan, untuk, dalam,
kepada, daripada, sebagai, dan mengenai.
Contoh :
Pada penelitian ini menggunakan sampel perusahaan jasa
travel di wilayah Jabotabek.
Seharusnya :
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan jasa
travel di wilayah Jabotabek.
2. Subjek pada Induk Kalimat Tidak Boleh Dihilangkan
Subjek dalam kalimat mempunyai peranan yang sangat
penting sebab adanya subjek dalam kalimat akan mempermudah pembaca mengetahui
sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan tersebut.
Contoh :
Jika tidak segera diatasi sangat mungkin mengakibatkan
kerugian Negara semakin besar dan akhirnya merusak system perekonomian negara.
Seharusnya :
Jika korupsi tidak segera diatasi sangat mungkin
mengakibatkan kerugian Negara semakin besar dan akhirnya merusak system
perekonomian negara.
3. Kata sedangkan
dan sehingga Tidak Digunakan untuk
Mengawali Kalimat Tunggal
Menurut kaidah yang berlaku, kata sedangkan dan sehingga
tidak dibenarkan mengawali kalimat tunggal karena kata tersebut selalu dipakai
dalam kalimat majemuk.
Contoh :
Proses isolasi virus memerlukan waktu lama dan rumit.
Sehingga metode Polymerase Chain Reaction
(PCR) merupakan pilihan yang tepat.
Seharusnya :
Proses isolasi virus memerlukan waktu lama dan rumit
sehingga metode Polymerase Chain Reaction
(PCR) merupakan pilihan yang tepat.
4. Predikat Kalimat Tidak Didahului kata yang
Penulisan kata yang
dalam kalimat memang diperbolehkan, tetapi bukan didepan predikat kalimat
karena kata yang yang terletak di
depan predikat berfungsi untuk menerangkan suatu benda dan mengakibatkan
kalimat tersebut tidak mempunya predikat.
Contoh :
Ketergantungan perbankan terhadap kredit konsumsi yang semakin tinggi.
Seharusnya :
Ketergantungan perbankan terhadap kredit konsumsi
semakin tinggi.
5. Urutan Kata yang Tepat
Bentuk persona yang terdapat pada kalimat pasif sering
terlihat salah urutan dalam penggunaan keterangan, pelaku, dan perbuatan.
Contoh :
Produksi padi yang sangat mengejutkan itu mereka segera akan lapor kepada atas
mereka.
Seharusnya :
Produksi padi yang sangat mengejutkan itu akan segera mereka lapor kepada
atasan mereka.
6. Penulisan Subjek dan Predikat Tidak Boleh Disisipi
Tanda Baca Koma
Sebuah kalimat yang baik dan benar, tanda baca koma
(,) tidak boleh diletakkan antara subjek dan predikat.
Contoh :
Harga pokok penjualan, merupakan monsep yang telah
digunakan secara luas dalam menentukan net
come.
Seharusnya :
Harga pokok penjualan merupakan monsep yang telah
digunakan secara luas dalam menentukan net
come.
7. Penulisan Keterangan Tambahan dalam Kalimat
Penullisan keterangan tambahan terkadang diperlukan
dalam sebuah kalimat yang berfungsi untuk memperjelas subjek atau predikat.
Selain itu, keterangan tambahan biasanya juga dimaksudkan untuk mengingatkan
kembali kepada pembaca tentang hal atau peristiwa yang berkaitan dengan subjek
atau predikat kalimat.
Contoh :
Tragedi Trisakti, terjadi tanggal 12 Mei 1998,
merupakan tonggak dimulainya reformasi di Indonesia.
Pada kalimat tersebut, kata Tragedi Trisakti dipertegas (diberi
keterangan tambahan) terjadi tanggal 12 Mei 1998 untuk mengingatkan pembaca
bahwa Tragedi Trisakti terjadi tanggal 12 Mei 1998.
Penulisan
keterangan tambahan dapat ditulis dengan tiga cara, yaitu :
a.
Menggnakan dua
tanda baca koma (,) untuk mengapit keterangan tambahan tersebut.
Pola:
………………, keterangan tambahan, …………….
b.
Menggnakan dua
tanda kurung untuk mengapit keterangan tambahan tersebut.
Pola:
………………(keterangan tambahan,) …………….
c.
Menggnakan dua
tanda baca pisah atau dash untuk
mengapit keterangan tambahan tersebut.
Pola:
………………-keterangan tambahan- …………….
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesantunan
kalimat adalah tata cara atau aturan perilaku yang mengatur unsur-unsur suatu
kalimat dalam pembentukan paragraf yang baik agar pembaca dapat lebih mudah
menangkap isi dari paragraf tersebut. Kesantunan kalimat yang baik dan efektif
perlu diperhatikan dan diterapkan dalam penulisan ilmiah, agar menghasilkan
sebuah karangan ilmiah yang baik dan benar dan menghindari kesalahan-kesalahan
kalimat yang berakibat fatal dalam penyampaian informasi kepada pembaca.
Kalimat
yang baik dan efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap,
dan dapat menyampaikan informasi secara tepat. Sebuah kalimat yang baik dan
efektif harus memiliki kemampuan untuk memunculkan kembali gagasan-gagasan pada
pikiran pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis. Ciri-ciri
Kalimat yang Baik dan Efektif meliputi gramatikal, kesepadanan, kepararelan,
efisien atau kehematan, jelas atau kecermatan, kepaduan, dan kelogisan. Ketentuan penulisan kalimat efektif dalam penulisan
ilmiah meliputi subjek tidak didahului kata depan, subjek pada induk kalimat
tidak boleh dihilangkan, predikat kalimat tidak didahului kata yang, urutan kata yang tepat, dan
lain-lain.
B.
Saran
Kesantunan kalimat dalam penulisan
ilmiah sangat diperlukan dalam terciptanya sebuah karangan atau karya ilmiah
yang baik dan benar. Oleh karena itu, calon penulis harus mengerti dan
memahami hal-hal berhubungan dengan
penulisan ilmiah, seperti
pengertian kesantunan kalimat, pengertian dan ciri-ciri kalimat yang baik,
benar, dan efektif, serta segala sesuatu
yang berhubungan dengan penulisan ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Anggarani, Asih dkk. 2006. Mengasah Keterampilan Menulis Ilmiah di Perguruan Tinggi. Yogyakarta
: Graha Ilmu.
Arifin, E Zainal. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Akademika Pressindo.
Suryana , ase dkk. (ed.).2007. Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah. Bandung :
bagian perkuliahan dasar umum, universitas
widyatama.
Wibapriyadi, Widi. “Kalimat Efektif”. Http://widiapriyadi.blogspot.com/2012/11/kalimat-efektif-pengertian-ciri-dan.html, (diakses 02 Oktober 2013)
Wibapriyadi, Widi. “Pola Dasar Kalimat”. http://sukmarahayu.blogspot.com/2012/12/pola-dasar-kalimat.html, (diakses 02 Oktober 2013)
LAMPIRAN SOAL
I.
Pilihlah jawaban yang paling tepat !
1.
Dengan perubahan zaman telah menuntut para pendidik untuk mencari metode-metode
mengajar yang baru.
Kalimat di
atas dapat dijadikan kalimat efektif, yaitu dengan ......
a.
mengubah menuntut menjadi dituntut
b.
meletakkan para pendidik pada awal kalimat
c.
menghilangkan
kata dengan
d.
menghilangkan
kata telah
e.
meletakkan dengan perubahan zaman pada akhir
kalimat
2.
Kalimat berikut
yang merupakan contoh dari ciri kehematan kalimat efektif adalah….
a.
Semua
masalah-masalah itu harus segera diselesaikan.
b.
Para tamu-tamu
dipersilakan duduk kembali.
c.
Daftar nama-nama
mahasiswa yang mengikuti olimpiade.
d.
Dia menyukai
bunga-bunga mawar, melati, dan teratai.
e.
Segerombolan
pemuda-pemuda ikut memeriahkan hari sumpah pemuda.
3.
Kalimat berikut yang strukturnya benar adalah…..
a.
Meningkatkan kualitas pendidikan melalui penyusunan standar kompetensi
nasional berdasarkan bidang-bidang keahlian.
b.
Membentuk jaringan komunikasi antar guru sebagai wahana untuk
meningkatkan proses pembelajaran.
c.
Peningkatan mutu kualitas guru dengan melaksanakan pendidikan dan
pelatihan merupakan langkah penting untuk perbaikan mutu pendidikan.
d.
Melalui peran serta masyarakat menjadikan ciri konsep pendidikan pada
era otonomi.
e.
Dengan mengembalikan pendidikan kepada masyarakat mengharapkan akan
memberi peluang kepada lembaga tersebut semakin ditingkatkan perannya.
4.
Berikut adalah
contoh kalimat aktif yang dapat diubah menjadi kalimat pasif, yaitu…..
a.
Bu Suci
mengajarkan Matematika.
b.
Pak Nandar
berjalan-jalan setiap pagi.
c.
Adik menangis
karena terjatuh dari kursi.
d.
Nia sedang mandi
di kamar mandi.
e.
Kami berjaga diluar rumah.
5.
Berikut ini yang
merupakan kalimat contoh dari Kalimat majemuk setara
penguatan adalah ….
a.
Aku menulis surat itu
dan dia yang mengirimnya ke kantor pos.
b.
Anak itu rajin datang
ke sekolah tetapi nilainya selalu merah.
c.
Dia bingung memilih
antara buah apel atau buah anggur.
d.
Dia tidak hanya pandai
bermain alat musik, dia bahkan pandai bernyanyi.
e.
Toni bermain dengan
Kevin dan Rina membaca buku dikamar, ketika aku datang kerumahnya.
II.
Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat !
1.
Segerombolan
pemuda-pemuda sangat bersemangat sekali untuk memperingati hari Sumpah Pemuda
hari ini.
Ubahlah kalimat tersebut
menjadi kalimat yang baik serta efektif !
LAMPIRAN KUNCI JAWABAN
I.
Pilihan Ganda
1.
c
2.
c
3.
c
4.
a
5.
d
II.
Essay
1.
Segerombolan
pemuda sangat bersemangat dalam memperingati hari Sumpah Pemuda hari ini.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar