Kamis, 17 November 2016

Makalah Kesantunan Bagian Akhir Karangan Ilmiah

KESANTUNAN BAGIAN AKHIR KARANGAN ILMIAH


MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Diskusi Kelompok
pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester Tiga
yang Diampu oleh Drs. H. M. Nur Fawzan Ahmad, M. A.

DISUSUN OLEH :
1.     VALENTINES RISMA        (24010113120008)
2.     ISROFAH                               (24010113140086)
3.     GISCA PUTRI MAYANTI  (24010112140089)
                                                                                               

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014





KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nya,  penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kesantunan Bagian Akhir Karangan” ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Bahasa Indonesia.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1.      Bapak Drs. H. M. Fawzan Ahmad, M.A selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia.
2.      Rekan-rekan yang mengikuti kuliah Bahasa Indonesia.
3.      Keluarga yang selalu mendukung penyusun.
4.      Semua pihak yang membantu penyusun dalam proses penyusunan  makalah “Kesantunan Bagian Akhir Karangan Ilmiah” yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu.
Semoga makalah ini bermanfaat, menambah wawasan baru, menjadi sumber informasi dan sumber inspirasi, bagi para pembaca.
Semarang, 22 Oktober 2014

Penyusun




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR  ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI  .......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah  ................................................................................................... 2
C.     Tujuan ...................................................................................................................... 3
BAB II KESANTUNAN BAHASA BAGIAN PENUTUP KARANGAN ILMIAH
A.       Pengertian Bagian Penutup Karangan Ilmiah.......................................................... 4
B.       Kesimpulan ............................................................................................................. 4
C.       Saran........................................................................................................................ 7
D.       Daftar Pustaka......................................................................................................... 7
E.        Lampiran.................................................................................................................. 14
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................................................... 19
B.     Saran......................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 21
LAMPIRAN SOAL DAN KUNCI JAWABAN .................................................................. 22



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Karangan ilmiah memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan akademik mahasiswa. Hal ini terlihat jelas dari aktivitas akademik sehari-hari yang dilakukan. Mulai dari tugas yang dibuat dalam bentuk makalah, berbagai laporan kegiatan seperti laporan praktikum, laporan kerja praktek, laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN), dan lain sebagainya. Karangan ilmiah pun menjadi salah satu syarat kelulusan mahasiswa, yaitu berupa skripsi.
Setiap karangan ilmiah yang ditugaskan kepada mahasiswa pun memiliki tujuan yang berbeda-beda. Makalah berisi tentang penelaahan singkat terhadap suatu kasus yang didasari oleh karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang yang ditelaah. Laporan praktikum berisi tentang laporan kegiatan yang dilakukan seperti penelitian, observasi, percobaan dan lain sebagainya. Sedangkan skripsi adalah laporan ilmiah yang menjadi persyaratan lulus akademis di jenjang S-1.
Karangan ilmiah terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, isi dan penutup. Bagian awal merupakan bagian penting dalam karangan ilmiah karena bagian awal menentukan apakah pembaca akan melanjutkan ke bagian isi yang merupakan inti dari makalah tersebut atau tidak. Maka dari itu, bagian awal dibuat semenarik dan sebaik mungkin.
Namun seringkali hal ini membuat penyusun makalah hanya menjadi terfokus untuk mempercantik bagian awal dan isi. Bagian penutup menjadi dibuat sekenanya saja, timpang dengan apiknya bagian awal dan isi. Padahal, bagian penutup tidak kalah penting dengan bagian awal dan isi.
Bagian penutup terdiri dari bagian penutup itu sendiri dan bagian akhir. Bagian penutup berisi kesimpulan dan saran, sedangkan bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran. Di bagian kesimpulan, terdapat penarikan kesimpulan yang merupakan gagasan yang muncul setelah memaparkan dan membahas permasalahan-permasalahan pada bagian isi. Di bagian saran, terdapat saran penyusun terhadap permasalahan yang diutarakan di bagian awal. Di bagian daftar pustaka, terdapat daftar buku, majalah, jurnal, website atau media-media lainnya yang menjadi referensi penyusun dalam menyusun karangan ilmiah tersebut, dan di bagian daftar lampiran terdapat judul-judul lampiran yang disertakan dalam karangan ilmiah.
Banyak penyusun karangan ilmiah yang kebingungan dalam menyusun bagian penutup ini. Banyak penyusun yang menarik kesimpulan, memberi saran dan menulis daftar pustaka dengan cara yang kurang sesuai dengan kaidah.
Dari latar belakang di atas, maka penyusun memilih judul ” Kesantunan Bagian Akhir Karangan Ilmiah  “ supaya para penyusun dapat menarik kesimpulan, memberi saran dan menulis daftar pustaka dengan cara yang sesuai dengan kaidah.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan bagian penutup karangan ilmiah?
2.      Bagaimana cara membuat kesimpulan yang baik?
3.      Bagaimana penulisan saran yang baik?
4.      Bagaimana penulisan daftar pustaka yang baik?
5.      Bagaimana cara membuat lampiran yang baik?
C.    Tujuan
1.      Untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai bagian penutup karangan ilmiah
2.      Untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai cara membuat kesimpulan pada bagian penutup karangan ilmiah yang baik dan benar
3.      Untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai cara membuat saran pada bagian penutup karangan ilmiah yang baik dan benar
4.      Untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai cara membuat daftar pustaka pada bagian penutup karangan ilmiah yang baik dan benar
5.      Untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai cara membuat daftar lampiran pada bagian penutup karangan ilmiah yang baik dan benar






BAB II
KESANTUNAN BAHASA BAGIAN PENUTUP KARANGAN ILMIAH
A.    Pengertian Bagian Penutup Karangan Ilmiah
Sekilas, bagian penutup karangan ilmiah terlihat seperti satu rangkaian yang utuh. Kenyataannya, bagian penutup karangan ilmiah terbagi lagi menjadi dua bagian, yaitu bagian penutup karangan ilmiah itu sendiri dan bagian akhir karangan ilmiah.
            Bagian penutup karangan ilmiah mencakup dua komponen, yaitu kesimpulan dan saran. Bagian ini menandakan berakhirnya karangan ilmiah. Bagian penutup karangan ilmiah ini ditulis dengan maksud untuk menarik kesimpulan dan menegaskan kembali pembahasan yang telah dimaksudkan pada bagian kesimpulan, dan memberi saran yang relevan dengan pembahasan kepada pembaca.
Bagian akhir karangan ilmiah mencakup dua komponen, yaitu daftar pustaka dan lampiran. Daftar pustaka berisi daftar referensi yang dipakai penyusun dalam penyusunan karangan ilmiahnya sedangkan lampiran berisi data-data hasil observasi yang dilakukan penyusun dalam proses penyusunan karangan ilmiah.
B.     Kesimpulan
1.      Pengertian Kesimpulan
Kesimpulan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1209) adalah keputusan yang diperoleh berdasarkan metode berpikir induktif atau deduktif.
Kesimpulan bisa dikatakan juga sebagai gagasan yang tercapai dalam pembicaraan, dalam hal ini adalah pembahasan permasalahan pada bagian awal dan isi. Dengan kata lain, kesimpulan adalah hasil atau bahkan dapat dikatakan sebagai intisari dari pembahasan tersebut (Khumairoh & Prayoga, 2014: 5).
2.      Ketentuan Penulisan Kesimpulan pada Karangan Ilmiah
Ayu Dewi Khumairoh dan Prayoga Febriandika (2014: 6) memaparkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diingat sebelum membuat kesimpulan makalah atau karya tulis ilmiah, yaitu :
a.       Isi dalam kesimpulan harus berupa analisis dari kajian pustaka dan juga interpretasi dari tema yang mana bentukanya dapat berupa implikasi (kesimpulan berdasar data) dan dapat juga berupa inferensi (kesimpulan  berdasar referensi).
b.        Kesimpulan sebaiknya dibuat dengan cara menggambarkan secara singkat isi dari karya ilmiah yang telah dijelaskan sebelumnya.
c.         Dalam membuat kesimpulan karya tulis ilmiah, hindari menyimpulkan materi yang tidak dibahas dalam pembahasan makalah atau karya tulis ilmiah
Ada pula beberapa ketentuan untuk membuat kesimpulan yang baik dan benar, yaitu:
a.       Kesimpulan tidak boleh menyimpang dari apa yang telah dibahas sebelumnya dan juga tidak mengulang kata yang  persis dengan apa yang telah dituliskan pada pembahasan sebelumnya. 
b.      Dengan deduksi atau pengambilan kesimpulan dari uraian atau materi yang diungkapkan sebelumnya.
c.         Opini personal terkait dari apa yang telah didiskusikan atau yang dibahas dalam makalah atau karya tulis ilmiah. 
d.        Jangan lupa sebutkan keterbatasan penelitian yang kita lakukan. Keterbatasan seharusnya dikaitkan dengan proses penelitian yang dijalankan, dan tidak dengan tiba- tiba dimunculkan. Keterbatasan dapat terkait dengan teori yang digunakan, metode yang diaplikasikan, ataupun terkait dengan generalisasi hasil penelitian. Keterbatasan ini akan menjadi dasar untuk bagian selanjutnya.
3.      Contoh kesimpulan
Contoh yang benar:
a.       Seluruhnya ditemukan 64 jenis fauna ekhinoderm dari 38 marga. Jenis yang dominan atau menonjol kehadirannya yaitu asteroid protoreaster nodosus dan O. brevipes, holothuroid holothuria pervica, echinoid diadema setosum.
b.      Kecuali Pulau Ruang, nilai indeks ekologi yang diperoleh memperlihatkan sebaran fauna echinoderm merata. Indek diversitas komunitas ekhinoderm terkecil diperoleh dari Pulau Paniki.
c.       Hasil analisis kluster menunjukan bahwa komunitas fauna ekhinoderm di lokasi Pulau-Pulau Tiga berbeda dengan lokasi Kwandang dan Sangir Talaud.
(Komunitas Ekhinodermata dari Beberapa Pulau di Daerah Sulawesi Utara; Darsono P., Aziz; Ilmu Kelautan 26: 77-88; 2002).
Contoh yang salah:
Ditemukan banyak jenis fauna ekhinoderm. Beberapa jenis yang dominan atau menonjol kehadirannya misalnya asteroid protoreaster nodosus. Kecuali pulau ruang, nilai indeks ekologi yang diperoleh memperlihatkan sebaran fauna echinoderm merata. Indek diversitas komunitas ekhinoderm terkecil juga diperoleh. Hasil analisa kluster menunjukan bahwa komunitas fauna ekhinoderm di lokasi pulau-pulau tersebut berbeda.
                  Pada contoh yang kedua tidak dicantumkan dengan jelas hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut, seperti jumlah maupun jenis echinoderm (Ambariyanto, 2011:61).
C.    Saran
1.      Pengertian Saran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1268), saran adalah pendapat (usul, anjuran, cita-cita) yang dikemukakan untuk dipertimbangkan.
Saran pada karangan ilmiah merupakan informasi untuk ditindak- lanjuti oleh pembaca bila akan mengadakan penelitian lanjutan. Saran ini bukan merupakan saran penyusun pada objek penelitian atau instansi tertentu. Saran ini ditujukan untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan (Sari, 2013: 9).
2.      Ketentuan Menulis Saran pada Karangan Ilmiah
Saran atau rekomendasi diberikan di dalam karangan ilmiah bilamana dipandang perlu. Saran dapat diberikan oleh penyusun karangan ilmiah tersebut berdasarkan hasil penelitian dan penilaian. Saran dapat pula diambil berdasarkan pendapat dan hasil pemikiran penyusun. (Sari, 2013: 9).
Syarat saran yang baik adalah memuat kata-kata anjuran, contohnya: supaya, agar, sebaiknya, dan lain-lain.
D.    Daftar Pustaka
1.      Pengertian Daftar Pustaka
Dalam penyusunan karangan ilmiah, dibutuhkan banyak informasi-informasi pendukung guna memperkuat pendapat yang dipaparkan. Informasi-informasi tersebut bisa didapatkan melalui pendapat-pendapat para ahli yang sesuai dengan bidang kajian. Pendapat-pendapat itu biasanya didapatkan dari berbagai sumber bacaan, baik berupa buku, majalah, surat kabar maupun jurnal-jurnal ilmiah lainnya. Bahan referensi ini harus dikumpulkan dalam suatu wadah yang dinamakan daftar pustaka (Kuntarto, 2009: 237).
Jadi, dapat dikatakan bahwa daftar pustaka adalah salah satu teknik notasi ilmiah yang merupakan kumpulan sumber bacaan atau sumber referensi saat menulis karangan ilmiah.
2.      Ketentuan Penulisan Daftar Pustaka
Niknik M. Kuntarto (2009: 238) memaparkan beberapa ketentuan penulisan daftar pustaka yang lazim digunakan dalam penulisan karangan ilmiah, yaitu:
a.       Tajuk daftar pustaka ditulis dengan menggunakan huruf kapital di bagian tengah atas.
b.        Menggunakan alinea menggantung atau menonjol.
c.         Jarak spasi setiap baris dalam satu sumber adalah satu spasi, sedangkan jarak antara sumber bacaan yang satu dengan yang lainnya adalah satu setengah spasi.
d.        Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan abjad nama belakan penulis, atau nama lembaga yang menerbitkan sumber abcaan, bukan berdasarkan urutan angka atau huruf.
e.         Gelar tidak dicantumkan

3.      Unsur-unsur Daftar Pustaka
Ada bermacam-macam sumber referensi, yang berwujud fisik seperti buku, majalah, surat kabar, antologi, makalah, laporan tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi. Ada juga yang tidak berwujud fisik seperti artikel-artikel yang tertulis di dalam website. Berikut ini adalah susunan penulisan daftar pustaka yang bersumber dari sumber-sumber yang telah disebut di atas:

DAFTAR PUSTAKA

Penulis. Tahun. Judul Buku. Tempat: Penerbit.
Penulis. Tahun. “Judul Artikel”. Dalam Nama Majalah. Edisi/Nomor (ditulis menggunakan angka romawi)/Tanggal. Tempat.
Penulis. Tahun. “Judul Artikel”. Dalam Nama Surat Kabar. Tanggal. Tempat
Penulis. Tahun. “Judul Artikel”. Dalam Nama Antologi. Tempat: Penerbit.
Penulis. Tahun. “Judul Makalah”. Data Publikasi. Tempat.
Penulis. Tahun. “Judul Laporan Tugas Akhir”. Laporan Tugas Akhir. Tempat: Nama Perguruan Tinggi.
Penulis. Tahun. “Judul Skripsi/Tesis/Disertasi”. Bentuk Karangan (Skripsi/Tesis/Disertasi). Tempat: Nama Perguruan Tinggi.
(Kuntarto, 2009: 238)
4.        Keterangan Lain tentang Daftar Pustaka
Niknik M. Kuntarto (2009: 239), menjelaskan aturan-aturan penulisan daftar pustaka terkait beberapa kasus yang terjadi pada unsur penulis, tahun, dan judul sumber.
a.       Penulis
1)      Jumlah Unsur Nama pada Nama Penulis
Nama penulis pada daftar pustaka ditulis dengan susunan nama belakang ditulis terlebih dahulu disusul dengan nama depan dipisahkan dengan tanda koma (,). Hal ini dilakukan jika nama penulis lebih dari satu unsur kata.
Contohnya:          Valentines Risma
                                                                                      ditulis
Risma, Valentines
 Jika nama penulis terdiri dari tiga unsur, nama belakang tetapi ditulis terlebih dahulu, disusul nama depan dan nama tengah.
Contohnya:            Amalia Ulul Azmi
ditulis
                               Azmi, Amalia Ulul
2)      Jumlah Penulis
Jika nama pengarang ada dua atau tiga orang, cara pencantuman dalam daftar pustaka yaitu nama pengarang pertama dibalik sesuai kaidah yang telah dipaparkan dan diikuti lambang ‘&’ (dan) diikuti nama pengarang kedua dan ketiga tanpa membalik namanya.
Contohnya:         
Arifin, Zaenal & S. Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.
Luemburg, Jan van dkk. 1989. Tentang Sastra. Terjemahan Achadiati ikram. Jakarta: Intermasa.
3)      Penulis Tidak Dicantumkan
Terkadang, sebuah buku tidak mencantumkan nama penulisnya. Jika hal itu terjadi, maka yang dicantumkan adalah nama lembaga yang menerbitkan buku tersebut.
Contohnya:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa menerbitkan Kamus Istilah Ekonomi pada 2005 di Jakarta. Ditulis dalam daftar pustaka sebagai berikut:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2005. Kamus Istilah Ekonomi. Jakarta.
atau jika mengambil dari surat kabar atau majalah, penulisannya akan menjadi sebagai berikut:
Kompas. 2006. “Pesona Negeri Singa di Penghujung Tahun”. 8 November. Jakarta.
Femina. 1999. “Manakah Tipe Cinta Anda”. Nomor 18/VII, Mei. Jakarta. (Kuntarto, 2009: 239)
4)      Buku dan Penulis Sama
Jika mengambil sumber referensi dari beberapa buku dan penulis yang sama, buatlah garis di bagian nama penulis.
Contohnya:
Keraf, Gorys. 1980. Komposisi, Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende: Nusa Indah.
__________. 1981. Diksi dan Gaya Bahasa. Ende: Nusa Indah.
__________. 1985. Eksposisi dan Deskripsi. Ende: Nusa Indah.
__________. 2003. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.
(Kuntarto, 2009: 240)
b.      Tahun
Penulisan tahun terbit dicantumkan setelah nama penulis dan diakhiri tanda titik.
1)      Sumber Buku dari Penulis dan Tahun yang Sama
Masalah yang timbul biasanya ketika diambil beberapa sumber buku dari pengarang dan tahun yang sama. Tulislah huruf (a) di belakang tahun yang terbitnya lebih dahulu dan tulislah huruf (b), (c), dan seterusnya di belakang tahun yang terbit terakhir. Pencantuman huruf di belakang tahun ini berfungsi untuk memudahkan perujukan dalam innote. Perhatikan contoh berikut ini:
1.4 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosiologi sastra. Menurut Sapardi Djoko Damono (1987a: 1), sosiologi sastra adalah ilmu yang membahas hubungan antara pengarang, masyarakat, dan karya sastra. Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa melalui sosiologi sastra kita dapat menganalisis ‘Apakah latar belakang sosial pengarang menentukan isi karangan? Apakah dalam karya-karyanya pengarang mewakili golongannya? Apakah …. (Damono, 1987b: 14)’
Ketika pembaca ingin mengetahui secara lengkap sumber bacaan yang digunakan pada kutipan tersebut, pembaca akan mengalami kesulitan jika tidak tercantum huruf a dan b. Apakah kedua kutipan tersebut berasal dari buku yang sama atau berbeda. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam daftar pustaka sebagai berikut:
Damono, Sapardi Djoko. 1987a. Sosiologi Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
___________________. 1987b. “Catatan Kecil tentang Aspek Rekreatif Sastra Populer”. Makalah. Yogyakarta.
2)      Sumber Bacaan dari Penulis yang Sama dengan Tahun yang Berbeda-beda
Jika sumber bacaan ditulis oleh penulis yang sama dengan tahun yang berbeda-beda, maka daftar pustaka diurutkan berdasarkan tahun yang terdahulu dan diikuti dengan sumber bacaan yang tahun terbitnya paling akhir.
Contohnya:
Teeuw, A. 1953. Pokok dan Tokoh dalam Kesusastraan Indonesia Baru. Jakarta: Jajasan Pembangunan.
-----------. 1983. Menilai dan Membaca Sastra. Jakarta: Gramedia.
-----------. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.
-----------. 1989. Sastra Indonesia Modern II. Jakarta: Pustaka Jaya.
3)      Sumber Bacaan Tidak Mencantumkan Tahun Terbit
                     Jika sebuah sumber bacaan tidak mencantumkan tahun terbit, maka ditulislah frase tanpa tahun dan diakhiri dengan tanda titik.
                   Contohnya:
Hertatianto, Indra. Tanpa Tahun. Bangkitnya Wanita Perkasa dalam Perempuan di Titik Nol. Bandung: Karina Widya Loka.
Mulyana, Adang. Tanpa Tahun. Perempuan Biasa. Surabaya: Atiek Jaya.
     (Kuntarto, 2009: 241)
c.       Judul
Cara penulisan buku, surat kabar, majalah, antologi, dan website internet menggunakan huruf miring jika memakai komputer dan menggunakan huruf tegak dan garis bawah jika memakai mesin tik atau tulisan tangan, sedangkan judul artikel, makalah, laporan tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi ditulis dengan menggunakan tanda petik (“….”).
Contoh:
Damono, Saparti Djoko. 1993. “Pembicaraan Awal tentang Sastra Populer”. Makalah pada Musyawaran Nasional III dan Pertemuan Ilmiah VI HISKI di Yogyakarta.
___________________. 2002. “Ke Manakah Perkembangan Sastra Kita?”. Dalam http://www.bahasasastra.web.id/sapardi.asp
Dananjaya. 2000. “Roman Pitjisan”. Dalam E. Ulrich Kratz. Sejarah Sastra Indonesia Abad . Antologi. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, Yayasan Adikarya IKAPI & The Ford Foundation.
Echols, John M. & Hassan Sadily. 1986. Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Ekowati, Dede. 2006. “Analisis Rasio Terhadap Laporan Keuangan PT Kalbefarma, Tbk”. Laporan Tugas Akhir. Bekasi: Akademi Bina Insani.
Keraf Gorys. 1978. “Morfologi Dialek Lamalera”. Disertasi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Kristanto, Andri. 2003. Algoritma dan Pemprograman dengan C++. Edisi I. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mediyawati, Niknik. 1995. “Analisis Struktural Cerpen-cerpen Lupus Karangan Hilman Hariwijaya dan Kemungkinannya sebagai Bahan Pengajaran Sastra di SMU”. Skripsi. Yogyakarta: FBPS IKIP Yogyakarta.
________________. 2003. “Potret Remaja Perkotaan dalam Lupus: Sebuah Kajian Sosiologi Sastra:. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia.
(Kuntarto, 2009: 242)
E.     Lampiran
            1. Pengertian Lampiran
Lampiran  berasal  dari  kata lampir yang didefinisikan  sebagai menyertai (dengan surat, daftar dan lain sebagainya) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 805). Lampiran  sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang dilampirkan.
Bagian ini berisi hal-hal yang bersifat pelengkap yang di manfaatkan dalam proses penulisan makalah. Hal-hal yang dimaksud dapat berupa data (baik yang berupa angka-angka ataupun yang berupa deskripsi verbal) dan yang di pandang sangat penting tetapi tidak di masukkan dalam batang tubuh makalah. Bagian ini hendaknya juga bernomor halaman (Dwiloka & Riana, 2005:105).
2. Ketentuan Melampirkan Data Tambahan
Data-data yang pendukung yang akan dilampirkan dicetak dan diposisikan di belakang karangan ilmiah. Daftar lampiran dicantumkan di bagian daftar isi paling akhir, setelah “daftar pustaka”. Secara umum, halaman daftar lampiran memuat nomor lampiran, judul lampiran, dan nomor halaman pemuatannya. Judul lampiran harus sama dengan judul lampiran yang terdapat di dalam teks. Jarak antarbaris judul lampiran diketik dengan spasi ganda, sedangkan judul lampiaran yang memerlukan lebih dari satu baris, jarak antarbaris diketik dengan spasi tunggal (Dwiloka & Riana, 2005:121).
Lampiran tidak hanya berupa data-data yang dikumpulkan selama penyusunan yang berbentuk teks. Lampiran dapat pula berbentuk gambar, atau pun tabel. Gambar yang dimaksudkan di sini bukan hanya gambar berupa foto, tetapi berupa ilustrasi yang mencakup grafik juga. Daftar lampiran yang bukan berbentuk teks ini dapat disajikan dengan format yang sama dengan daftar lampiran yang berbentuk teks.
Contoh daftar lampiran:
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran                                                                              Halaman
1.   Perhitungan penentuan jumlah sampel…………………...….139
2.   Desain inti instrumen penelitian………………...………...…141
3.   Instrumen penelitian………………………………………....166
4.   Data lengkap hasil penelitian………………...………………192
(Dwiloka & Riana, 2005:217).
DAFTAR GAMBAR
           Gambar
              2.1     Hubungan antara Berbagai Faktor yang Mempenga
                        -ruhi Karier .............................................................................. 29
              2.2 ... Kerangka Konseptual Pendidikan  .......................................... 55
              2.3     Model Analisis SEM Pengaruh Kinerja, Lingkung-
              ......... an Kerja dan DP3 terhadap Karier Dosen PNS DPK ............. 57
              2.4 ... Langkah-langkah dalam SEM ................................................. 60
DAFTAR TABEL
              Tabel
              1.1     Persiapan, Penyelenggaraan, dan Pemanfaatan Pendidikan
              ......... Luar Negeri .............................................................................. 12
              1.2.... Sebaran Sampel Lulusan .......................................................... 15
              1.3     Informasi tentang Gelar Akademik dan Keahlian Lulusan
              ......... (Responden: Sejawat) .............................................................. 17
              1.4     Informasi tentang Gelar Akademik dan Keahlian Lulusan
              ......... (Responden: Mahasiswa) ......................................................... 20

                     Berikut ini contoh lampiran-lampiran yang dilampirkan pada karangan ilmiah:
Contoh lampiran berupa teks:

Lampiran 1.
Daftar Pemeriksaan Fisik dan Pengamatan Hewan
dalam Uji Toksisitas (Loomis 1.978)


1. Aktivitas
·         Aktivitas lokomotor turun
·         Aktivitas lokomotor turun.
·         Melompat — lompat
2. Reaksi yang aneh
·         Berkeliling tanpa arah
·         Menyeruduk
·         Gerakan menyodok hidung
·         Gerakan berputar — putar
3. Interaksi
·         Perilaku penyelidikan naik
·         Perilaku penyelidikan turun
·         Frekuensi tabrakan naik
·         Frekuensi tabrakan turun
4. Ekor abnormal
·         Ekor kaku
·         Ekor lemas
5. Perilaku agresif
·         Sesama spesies naik
·         Sesama spesies turun
6. Ataksia
7. Konvulsi
·         Konvulsi tonic
·         Konvulsi klonis
·         Konvulsi campuran
8. Paralisis
9 Respon somatic
·         Mencakar
·         Menggeliat
10. Kelemahan
·         Lesu
11. Hilang kesadaran
12. Tremor
·         Tremor istirahat dan
·         bergerak
·         Tremor istirahat saja
13. Eksoftalmus
14. Iritasi mata
·         Opasitas mata
·         Berkedip berlebih
·         Iritis
15. Fotofobia
16. Besar pupil
·         Miosis
·         Midriasis
17. Pernapasan
·         Laju pernafasan naik
·         Laju pernapasan turun
·         Kedalaman pernapasan
·         naik
·         Kedalaman
·         Pernapasan turun
·         Pernapasan tidak teratur
18. Sianosis
19. Defisit motor
·         Bidang datar
·         Roda berputar
·         Kawat horizontal
20. Piloereksi
21. Kematian



(Atmojo, 69: 2009).
Contoh lampiran berupa tabel:
Tabel 1. Potensi ketoksikan akut senyawa uji berdasarkan Kriteria
Loomis (1978)
No
Kelas
LD50 (mg/KgBB)
1
Luar biasa toksik
1 atau kurang
2
Sangat toksik
1-50
3
Cukup toksik
50-500
4
Sedikit toksik
500-5000
5
Praktis tidak toksik
5000-15000
6
Relatif kurang berbahaya
lebih dari 15000

Contoh lampiran berupa gambar:
Gambar 2.3   Ilustrasi peta kontur







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
                        Bagian penutup karangan ilmiah sebenarnya terbagi menjadi dua, bagian penutup karangan ilmiah itu sendiri yang berisi saran dan kesimpulan, dan bagian akhir karangan ilmiah yaitu daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang daftarnya telah dicantumkan di bagian awal karangan ilmiah.                      
                        Kesimpulan adalah gagasan yang muncul dari penjelasan yang dipaparkan pada bagian pembahasan. Penulisan kesimpulan  ditulis berdasarkan analisis dan kajian, menjelaskan secara singkat isi karya ilmiah yang telah dijelaskan sebelumnya, mengandung opini personal penyusun, dan menjelaskan keterbatasan-keterbatasan yang dialami ketika menyusun karya ilmiah tersebut.
                        Saran adalah anjuran yang dikemukakan oleh penyusun bagi pembaca untuk dipertimbangkan dan ditindaklanjuti. Saran diberikan berdasarkan hasil penelitian pada objek.
                        Daftar pustaka adalah teknik notasi ilmiah yang berisi sumber-sumber bacaan dan referensi yang dipakai ketika penyusun membuat karangan ilmiah. Secara umum, struktur penulisan ilmiah digambarkan: Penulis. Tahun. Judul Buku/”Judul Artikel”. Kota diterbitkan: Nama Penerbit. Daftar pustaka dibuat untuk mengapresiasi hasil pemikiran orang lain yang menjadi referensi pembuatan suatu karya ilmiah.
                        Lampiran adalah data-data yang disertakan pada karangan ilmiah guna memberi penguatan argumen-argumen penyusun dalam karangan ilmiah tersebut. Biasanya hal-hal yang dilampirkan pada karangan ilmiah adalah data-data hasil penelitian, kuesioner dan survey, dan berita-berita terkait dengan bidang yang dikaji dalam karangan ilmiah tersebut.
B.     Saran
              Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penyusun dapat memberi saran-saran sebagai berikut:
1.      Kesimpulan karangan ilmiah dapat ditulis dengan penalaran, bukan sekadar merangkum atau meringkas pembahasan. Kesimpulan juga sebaiknya ditulis dengan opini penyusun yang menguatkan serta dilengkapi keterbatasan-keterbatasan yang dialami ketika menyusun karya ilmiah tersebut.
2.      Saran pada karangan ilmiah sebaiknya ditulis berdasarkan kesimpulan. Ada baiknya saran ditulis dengan bahasa yang mengimbau supaya memberikan dorongan kepada pembaca untuk menindak lanjutinya.
3.      Cara penulisan daftar pustaka sebaiknya sesuai dengan kaidah yang ditetapkan untuk setiap jenis sumber referensi.
4.      Lampiran pada karangan ilmiah sebaiknya mengandung data-data yang dapat menguatkan argumen-argumen di dalam karangan ilmiah tersebut.




DAFTAR PUSTAKA

Ambariyanto. 2011. Teknik Penyusunan Tulisan Ilmiah. Semarang: Widya Karya.
Atmojo, Dwi Danang. 2009. Uji Toksisitas Akut Penentuan LD50 Ekstrak Valerian (Valeriana officinalis) Terhadap Mencit BALB/C”. Laporan Tugas Akhir. Semarang: Universitas Diponegoro.
Dwiloka, Bambang & Rati Riana. 2005. TEKNIK MENULIS KARYA ILMIAH: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, dan Laporan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Khumairoh, Ayu Dewi & Prayoga Febriandika. 2014. “Penulisan Kesimpulan yang Baik dan Benar pada Makalah atau Karya Ilmiah”. Makalah pada mata kuliah Bahasa Indonesia Jurusan Sistem Komputer Universitas Brawijaya.
Kuntarto, Niknik. 2009. Cermat dalam Berbahasa, Teliti dalam Berpikir. Jakarta: Mitra Media Wacana.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.
Sari, Atika Novita. 2013. “Penulisan Karangan Ilmiah Bagian Isi dan Penutup”. Makalah. Malang: Universitas Brawijaya.
















SOAL DAN KUNCI JAWABAN

1.      Di bawah ini sistematika penulisan dafar pustaka yang benar  yang bersumber dari surat kabar adalah
A.    Penulis. Tahun . Judul Buku. Tempat: Penerbit.
B.     Penulis. Tahun . “Judul Artikel “.Dalam Nama Antologi . Tempat: Penerbit.
C.     Penulis. Tahun . “Judul Artikel “.Dalam Nama Majalah . Edisi/ nomor (angka romawi)/tanggal. Tempat.
D.    Penulis. Tahun . “Judul Artikel “.Dalam Nama Surat Kabar . tanggal.  Tempat.
E.     Penulis. Tahun . “Judul Artikel “.Dalam Alamat website.

2.      Jika sebuah sumber bacaan di tulis oleh pengarang yang memiliki nama tiga unsur , seperti Romeo Andromeda Primakusuma, bagaimana cara mencantumkan dalam daftar pustaka?
A.    Primakusuma, Romeo Andromeda
B.     Romeo, Primakusuma Andromeda
C.     Primakusuma, Andromeda Romeo
D.    R.A. Primakusuma
E.     Primakusuma, R.A

3.      Dibawah ini manakah penulisan Daftar Pustaka yang Benar dengan pengarangnya adalah Zainal Arifin dan S. Amran Tasai
A.    Arifin, Zainal dan S. Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia .Jakarta: Akademika.
B.     Zainal, Arifin dan S. Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia .Jakarta: Akademika.
C.     Arifin, Zainal dan Tasai , S. Amran. Cermat Berbahasa Indonesia .Jakarta: Akademika.
D.    Zainal, Arifin dan S. Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia .Jakarta; Akademika.
E.     Arifin, Zainal dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia .Jakarta: Akademika.
4.      Penulisan Daftar Pustaka Banyak Ragamnya. Berikut Manakah yang bukan termasuk cara yang lazim dalam penulisan daftar pustaka
A.    Tulis tajuk daftar pustaka dengan menggunakan huruf kapital di bagian tengah atas.
B.     Gunakan alinea menggantung atau menonjol.
C.     Jarak spasi setiap baris dalam satu sumber adalah satu setengah spasi, sedangkan jarak antara sumber bacaan yang satu dengan yang lainnya adalah satu spasi.
D.    Urutkan susunan daftar pustaka berdasarkan urutan abjad nama belakang penulis, atau nama lembaga yang menerbitkan sumber bacaan, bukan berdasarkan urutan angka atau huruf.
E.     Gelar tidak di cantumkan.

5.      Sebutkan point penting yang membedakan antara kesimpulan dengan ringkasan, dan buatlah contoh kesimpulan tentang masalah kemacetan yang terjadi di daerah Tembalang.

Kunci Jawaban:
1.         D
2.         A
3.         A
4.         C

5.         Point penting yang membedakan antara kesimpulan dngan ringkasan adalah 

1 komentar: