MENGOPTIMASI KEUNTUNGAN
DANUSAN MENGGUNAKAN INTEGER LINEAR PROGRAMMING DENGAN METODE BRANCH AND BOUND
DRAF
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Kelompok
pada
Mata Kuliah Math. Real Problem Solving Semester Empat
yang
Diampu oleh Drs. Kartono, M.Si dan Dr. Hj. Sunarsih, M.Si
yang
telah dipresentasikan pada 22 Mei 2015
Oleh :
1. Atik Rumariyanti (24010113120003)
2. Nur Rifdah Lestyorini (24010113120045)
3. Lathifatul Aulia (24010113130051)
4. Uni Nur Cahyowati
(24010113130057)
JURUSAN
MATEMATIKA
FAKULTAS
SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada
Allah SWT, atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penulisan laporan yang
berjudul “Mengoptimasi Keuntungan Danusan
Menggunakan Integer Linear Programming
dengan Metode Branch and Bound ”.
Penulisan laporan ini merupakan salah satu tugas dan
persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran Math. Real Problem Solving
di Universitas Diponegoro.
Dalam penulisan draf ini kami menyampaikan ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada :
1.
Bapak Drs.
Kartono, M.Si dan Ibu Dr. Hj. Sunarsih, M.Si selaku
dosen pengampu pada mata kuliah Math. Real Problem Solving.
2.
Bapak Bambang Irawanto M.Si selaku
dosen pembimbing akademik.
- Rekan-rekan
semua yang mengikuti perkuliahan Math. Real Problem Solving.
- Keluarga
yang selalu mendukung.
- Semua
pihak yang ikut membantu penyusunan laporan “Mengoptimasi Keuntungan Danusan
Menggunakan Integer Linear
Programming dengan Metode Branch
and Bound”
Dalam penyusunan laporan ini kami merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Semarang, 8 Mei 2015
Penulis
I. TUJUAN
1.1 Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah math. real problem solving pada semester
empat
1.2 Menemukan real
world problems dengan membawanya kedalam bentuk matematik
1.3 Menyelesaikan real world problems dengan menggunakan metode Branch and Bound pada matakuliah integer linear programming
1.4 Memberikan informasi bahwa metode-metode dalam
ilmu Matematika dapat digunakan untuk memecahkan real world problems
II. ANALISIS SITUASI
Kegiatan yang dilakukan mahasiswa di
kampus tidak hanya kuliah saja tetapi juga berorganisasi. Terdapat banyak
organisasi yang ada di kampus mulai dari tingkat universitas sampai tingkat
jurusan. Setiap organisasi didirikan dengan tujuan untuk menampung minat serta
bakat mahasiswa pada bidang-bidang tertentu untuk dikembangkan. Tentunya setiap
organisasi mempunyai program-program kerja yang biasa disebut dengan proker,
yang mana akan melahirkan acara-acara besar. Untuk merealisasikan acara-acara
tersebut tentunya membutuhkan dana lumayan besar sehingga mahasiswa perlu
mendapatkan dana dengan mengajukan proposal ke fakultas atau rektor bahkan
sponsor-sponsor. Selain itu, mahasiswa juga kerap mencari dana sendiri yang
biasa disebut dengan dana usaha (danus). Dana usaha ini biasanya menjual
makanan, baju bekas (ngawul), pin, gantungan kunci, stiker dan lain-lain.
Namun, yang paling cepat terjual dari sekian banyak jenis danusan adalah dengan
menjual makanan atau jajanan. Dengan bermodal uang sekitar Rp 50.000,00 dan
satu buah box, terkadang dalam
seminggu mahasiswa dapat mendapatkan keuntungan yang lumayan besar sampai
ratusan ribu. Satu box jajanan
biasanya terdapat 5 jenis makanan yang berbeda-beda dengan biaya yang
berbeda-beda pula, namun dengan harga jual yang sama. Masing-masing jenis
makanan mempunyai nilai permintaan yang berbeda-beda dilihat dari banyaknya
makanan yang diminati oleh konsumen, sehingga si penjual danus tersebut
membatasi banyaknya setiap jajanan yang akan dijual untuk memenuhi permintaan
para pelanggannya.
Kepengurusan dalam Himpunan Mahasiswa
pada periode baru ini akan melaksanakan suatu proker. Proker tersebut
memerlukan dana. Oleh karena itu, mahasiswa melakukan upaya dana usaha untuk
memenuhi kebutuhan dana tersebut. Dana usaha yang akan mahasiswa lakukan adalah
dengan menjual jajanan. Dengan memperhatikan minat konsumen, jenis jajanan
danus yang akan dijual yaitu tahu bakso, risoles ayam, risoles sayur, martabak
dan donat. Jajanan danus tersebut akan ditempatkan dalam box yang berukuran 23 x 23 x 7. Jika box hanya diisi dengan satu jenis jajanan, kapasitas maksimal untuk
tahu bakso, risoles ayam, risoles sayur, martabak dan donat berturut-turut
adalah 50 buah, 70 buah, 50 buah, 70 buah, dan 35 buah. Data tersebut diperoleh
dari percobaan secara langsung oleh kelompok kami. Satu buah jajanan danus akan
dijual kepada mahasiswa sebesar Rp1.500,00. Berikut data harga beli tiap jenis
jajanan danus per buah dan permintaan minimal tiap jenis jajanan danus per
harinya.
|
Jenis jajanan
|
Harga beli per buah
(Rp)
|
Permintaan minimal
per hari
|
|
Tahu bakso
|
1200
|
15
|
|
Risoles ayam
|
1200
|
7
|
|
Risoles sayur
|
1000
|
6
|
|
Martabak
|
1000
|
7
|
|
Donat
|
1000
|
5
|
Jika proker tersebut akan dilaksanakan 1
bulan terhitung setelah danus hari pertama dan 1 bulan diasumsikan terdapat 4
minggu, berapa keuntungan maksimum yang dapat diperoreh dari danus tersebut
jika danus hanya dijual pada hari aktif kuliah saja (dari Senin sampai Jumat)
serta modal awal setiap harinya diasumsikan sama yaitu Rp 50.000,00?
III. RUMUSAN MASALAH
Dari analisis situasi diatas, dapat
dirumuskan masalah yaitu bagaimana memaksimalkan keuntungan dengan modal yang
minimal dan kendala sebagai berikut:
1. Keterbatasan box
2. Harus
ada 5 jenis jajan yang dijual
3. Permintaan
setiap jenis jajanan
IV. DASAR TEORI
4.1 Metode Simplex
Metode simpleks merupakan prosedur
aljabar yang bersifat iteratif, dimana pada setiap iterasi mencari penyelesaian
suatu sistem persamaan ini kemudian digunakan menguji keoptimalan dari linear programming yang akan diselesaikan. Formulasi model secara
matematis masalah linear programming bentuk
baku memaksimumkan/meninimumkan Z = Cj Xj kendala
i = 1, 2, ... m dan j = 1, 2, ...
n,
secara
umum bentuk baku (standar) model memenuhi sifat-sifat sebagai berikut:
1.
Semua kendala merupakan bentuk persamaan,
2. Harga ruas kanan hendaklah harga non negatif,
3. Semua nilai variabel keputusan adalah non
negatif,
4. Fungsi tujuan berbentuk maksimum atau minimum,
Pada umumnya persoalan linear programming dengan dua variabel keputusan dapat diselesaikan
dengan metode grafik, tetapi untuk menyelesaikan persoalan yang memiliki
variabel keputusan yang lebih besar atau sama dengan dua digunakan simplex.
Pada kenyataannya masalah model matematis pada linear programming tidak
selalu berbentuk baku, oleh karena itu diberikan beberapa cara untuk membwa
model kedalam bentuk baku (standar).
Adapun
model umum linear programming sebagai
berikut
|
Sumber
daya
|
Pemakaian
sumber daya per unit kegiatan
1 2 3 .... n
|
Jumlah
sumber daya yang tersedia
|
|
1
2
.
.
.
M
|
a11 a12 a13 ..... a1n
a21 a22 a23 ..... a2n
. . . ..... .
. . . ..... .
. . . ..... .
am1 am2 am3 .... amn
|
b1
b1
.
.
.
bm
|
|
∆Z
/ Unit kegiatan tingkat kegiatan
|
C1 C2 C3 ..... Cn
X1 X2 X3 ..... Xn
|
|
4.1.1
Perubahan ke Bentuk Baku
Metode
simplex dibuat untuk menyelesaikan linear
programming baku. Metode ini digunakan untuk menyelesaikan linear programming yang umum, tetapi
harus diturunkan terlebih dahulu menjadi bentuk baku dengan cara :
1. Jika pada kendala berbentuk ≤ maka persamaan
kendala diubah dengan menambah variabel kelonggaran (slack variable) pada ruas kiri misal sebuah kendala :
X1 + 2X2 ≤ 6 diubah
menjadi X1 + 2X2 + S1 = 6, S1 ≥ 0
2.
Jika kendala berbentuk ≥ maka
persamaan kendala diubah dengan mengurangkan dengan variabel surplus pada ruas
kiri.
3.
Jika ruas kanan berharga negatif, diubah menjadi positif dengan mengalikan
kedua arus dengan (-1)
4.
Jika terdapat variabel keputusan tak terbatas (Xi unrestriced) maka Xi dapat diubah bentuk dua variabel non negatif
dengan subtitusi
Xi = Xi’ - Xi”
, Xi’ , Xi” ≥ 0,
4.1.2 Prosedur Metode Simplex
Prosedur
metode simplex secara keseluruhan terdiri dari 3 langkah/tahapan yaitu :
1.
Langkah awal (step 1) : persiapan untuk
memulai iterasi
2.
Langkah iterasi (step 2) : proses melakukan
iterasi
3.
Uji optimalitas (step 3) : suatu langkah
dimana untuk menentukan apakah hasil yang digunakan telah tercapai atau belum,
jika pada langkah ini hasil belum optimal maka proses kembali ke langkah
iterasi sampai hasil optimal
Adapun
penjelasan langkah-langkah pada metode simplex yaitu
1.
Langkah awal
Langkah ini adalah langkah untuk
mempersiapkan iterasi, yaitu dengan membentuk model matematis kedalam bentuk
baku dengan menambahkan variabel kelonggaran (slack), sehingga diperoleh variabel basis. Pada fungsi tujuan
koefisien variabel kelonggaran sama dengan nol dan dipindahkan/ pisahkan
variabel-variabel disebelah kiri dan konstanta di sebelah kanan.
2.
Langkah iterasi
Bagian 1 : bagian menentukan Entering Variable (EV) / variabel yang
masuk menjadi basis dengan cara mencari variabel non basis pada persamaan (0)
harga negatif terbesar untuk masalah maksimum dan harga positif terbesar untuk
masalah minimum.
Bagian 2 : menentukan Leaving Variable (LP) / variabel dasar yang akan keluar dengan cara
membandingkan harga ruas kanan (bi) dengan harga koefisien pada
variabel yang terpilih menjadi basis baru pada setiap persamaan ke-i (i = 1, 2,
... ,m) dipilih yang paling minimum, atau
selanjutnya perpotongan antara
Entering Variable dengan Leaving
Variable disebut elemen pivot.
Bagian
3 : menentukan solusi baru dengan melakukan operasi eliminasi Gauss, dengan
menjadikan setiap harga pada variabel baru menjadi nol dan elemen pivot menjadi 1.
3. Langkah optimal
Pada langkah ini
periksa persamaan (0) / (Z) apakah pada setiap variabel non basis berharga ≥ 0
(masalah maksimal) dan ≤ 0 (untuk masalah minimal), jika ini terpenuhi maka
penyelesaian sudah optimal dan jika belum maka lanjutkan kelangkah iterasi.
4.2 BnB (Branch and Bound )
Metode Branch
and Bound (cabang dan batas) adalah salah satu metode yang dianggap efisien dan efekif untuk
mencari solusi bilangan bulat yang optimal dari persoalan linear programming, yang selanjutnya menjadi salah satu metode
untuk menyelesaikan persoalan integer
linear programming. Metode ini merupakan suatu pendekatan solusi yang layak
digunakan dalam menyelesaikan permasalahan integer
linear programming dengan membagi daerah solusi yang layak menjadi subset
yang lebih kecil, untuk selanjutnya dilakukan evaluasi secara sistematis
terhadap subset tersebut sampai solusi yang terbaik ditemukan.
Metode Branch and Bound digunakan bersama-sama dengan
metode simplex. Metode Branch and Bound ini menggunakan suatu
diagram yang terdiri dari node dan cabang (branch) sebagai suatu
kerangka dalam proses pemerolehan solusi optimal. Masing-masing node memuat
solusi program linier relaksasi sesuai dengan fungsi tujuan dan batasannya.
Node pertama akan memuat solusi program linier relaksasi dari persoalan yang
diberikan. Node kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya memuat solusi program
linier relaksasi dari persoalan yang diberikan ditambah dengan batasan yang
terdapat pada masing-masing cabangnya. Adapun langkah-langkah penggunaan metode
Branch and Bound adalah sebagai berikut :
1. Metode
ini diawali dengan metode simplex sampai terdapat penyelesaian optimal
2. Solusi yang dihasilkan pada langkah a dinyatakan sebagai batas atas (upper
bound ) dan pembulatan ke bawah sebagai batas bawah (lower bound )
pada node 1
3. Pilihlah variabel dengan pecahan yang terbesar untuk pencabangan (branch).
Ciptakan dua batasan baru untuk variabel ini. Hasilnya adalah sebuah batasan ≥
dan sebuah batasan ≤
4. Ciptakan dua node baru, satu dengan batasan ≤ dan satu dengan batasan
≥
5. Selesaikan model program linier relaksasi dengan batasan baru yang
ditambahkan pada tiap node
6. Solusi simpleks adalah merupakan batas atas pada tiap node, dan solusi
bilangan bulat maksimum yang ada (pada node mana saja) adalah merupakan batas
bawah
7. Jika proses ini menghasilkan solusi bilangan bulat fisibel dengan
nilai batas atas pada akhir node mana saja, maka solusi bilangan
bulat optimal telah tercapai. Jika tidak muncul solusi bilangan bulat fisibel,
lakukan pencabangan dari node dengan batas atas terbesar
V. ANALISIS PEMBAHASAN
5.1 Identifikasi
Variabel
Diketahui
jenis-jenis jajanan sebagai berikut:
x1
: Tahu Bakso
x2
: Risoles Ayam
x3
: Risoles Sayur
x4
: Martabak
x5
: Donat
5.2 Pemodelan
Diberikan
tabel berikut :
|
Jenis jajanan
|
Harga beli per buah
(Rp)
|
Permintaan minimal
per hari
|
Keuntungan (Rp)
|
|
Tahu bakso
|
1200
|
15
|
300
|
|
Risoles ayam
|
1200
|
7
|
300
|
|
Risoles sayur
|
1000
|
6
|
500
|
|
Martabak
|
1000
|
7
|
500
|
|
Donat
|
1000
|
5
|
500
|
a.
Fungsi tujuan:
Memaksimalkan
keuntungan
Z = 300x1 + 300x2 + 500x3
+ 500x4 + 500x5
b.
Kendala
Harga
beli : 1200x1 + 1200x2
+ 1000x3 + 1000x4 + 1000x5 ≤ 50000
Kapasitas box : x1 ≤ 50
x2 ≤ 70
x3 ≤ 50
x4 ≤ 70
x5 ≤ 35
Permintaan :
x1 ≥ 15
x2 ≥ 7
x3 ≥ 6
x4 ≥ 7
x5 ≥ 5
c.
Pembatas tanda x1, x2, x3, x4, x5 = integer
Perhatikan!
Z = (300x1 + 300x2+
500x3 + 500x4 + 500x5)
Berhubung
hari efektif kuliah mahasiswa dalam satu bulan ada 20 hari, maka fungsi tujuan
Z akan dikalikan dengan 20 hari sehingga menjadi
Z = (300x1 + 300x2+
500x3 + 500x4 + 500x5) X 20
= 6000x1 + 6000x2 + 10000x3
+ 10000x4 + 10000x5
= 6000 (x1 + x2 )+ 10000
(x3 + x4 + x5 )
Harga
beli : 1200x1 + 1200x2
+ 1000x3 + 1000x4 + 1000x5
= 1200 (x1 + x2 ) +
1000 (x3 + x4 + x5 )
Untuk
memudahkan perhitungan, maka dilakukan permisalan yaitu sebagai berikut
x1
+ x2 = y1
x3
+ x4 + x5 = y2
sehingga
formulasi berubah menjadi
a.
Variabel keputusan y1 = x1 + x2
y2 = x3
+ x4 + x5
b.
Fungsi tujuan Z = 6000 y1 + 1000 y2
c.
Kendala
Harga beli :
1200 y1 + 1000 y2
≤ 50000
Kapasitas :
y1 ≤ 120
y2
≤ 155
Permintaan :
y1 ≥ 22
y2 ≥ 18
d. Pembatas tanda
y1,
y2 = integer
5.3 Metode
Dengan menggunakan alat bantu
softwere optimasi yaitu POMWIN maka didapatkan perhitungan sebagai berikut
Setelah memasukkan formulasi seperti
gambar di atas, maka didapat solusi seperti gambar di bawah
Karena
solusi dari y2 adalah pecahan, maka solusi akan dicari dengan
mengunakan metode Branch and Bound.
Dengan menggunakan alat bantu POMWIN
maka perhitungan solusinya dapat dituliskan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
Langkah
1
Menghitung
solusi optimal dari metode simpleks atau program linier relaksasi. Diperoleh
nilai y1 = 22 dan y2 = 23,6. Dengan nilai fungsi tujuan Z
= 368000
Langkah
2
Menetapkan
batas atas, batas bawah dan node awal. Node awal merupakan penyelesaian program
linier relaksasi (sub masalah 1). Batas atas = 368000 sementara itu, batas bawah
merupakan nilai Z untuk pembulatan solusi program linier relaksasi batas bawah =
362000
Langkah
3
Percabangan
pada node-1 dengan penambahan kendala y2 ≤ 23 dan y2 ≥
24.
Sub masalah 2 = sub masalah 1 +
kendala y1 ≤ 23
Diperoleh
nilai y1 = 22,5 dan y2 = 23 dengan nilai fungsi tujuan Z =
365000
Sub
masalah 3 = sub masalah 1 + kendala y2 ≥ 24
Solusi
simpleks sub masalah 3 tidak fisible, sehingga pecabangan dilakukan pada sub masalah 2.
Langkah
4
Pencabangan pada node-2 dengan penambahan y1
≤ 22 dan y1 ≥ 23
Sub
masalah 4 = sub masalah 2 + kendala y1 ≤ 22
Solusi
simpleks untuk sub masalah 4 sudah integer yaitu y1 = 22 dan
y2
= 23 dengan Z = 362000 sehingga menjadi calon solusi 1
Sub
masalah 5 = sub masalah 2 + kendala y1 ≥ 23
Diperoleh
nilai y1 = 23 dan y2 = 22,4. Dengan nilai Z = 362000
Karena
sub masalah 4 sudah fisible, sehingga percabangan dilakukan pada sub masalah 5.
Langkah
5
Percabangan pada node-3 dengan
penambahan kendala y2 ≤ 22
Dan
y2 ≥ 23
Sub
masalah 6 = sub masalah + kendala y2 ≥ 23
Solusi
simpleks sub masalah 6 tidak fisible,
sehingga dilanjutkan untuk sub masalah 7.
Sub
masalah 7 = sub masalah 5 + kendala y2 ≤ 22
Diperoleh
nilai y1 = 23,33 dan y2 = 22 dengan Z = 360000
Karena
Z = 360000 < Z dari calon 1. Maka percabangan dihentikan / tidak lebih baik
dari calon solusi 1.
Diperoleh
solusi optimal integer
Karena dimisalkan
maka
Û
dengan mengambil permintaan minimal
dan kapasitas maksimal box maka
diperoleh interval untuk
dan
sebagai berikut
Dari interval
dan
akan dibuat kombinasi dari
dan
yang memenuhi
Atau dengan cara menggambar interval
dan
serta
,akan
diperoleh daerah fisibel seperti pada grafik berikut :
Dari grafik di atas diperoleh titik
fisibel yaitu
(
,
) = ( 15, 7 )
Jadi,
= 15 dan
= 7
Untuk permisalan yang kedua yaitu
Û
mengambil permintaan minimal dan
kapasitas maksimal box maka diperoleh
interval untuk
dan
sebagai berikut
Maka diperoleh interval sebagai
berikut
berubah menjadi
,
yaitu maksimal
diperoleh
dari 23 – {min
= 23-7-5 =11
berubah menjadi
,
yaitu maksimal
diperoleh
dari 23 – {min
= 23-6-5 =12
berubah menjadi
,
yaitu maksimal
diperoleh
dari 23 – {min
= 23-6-7 =10
Sehingga juga dapat dituliskan
sebagai berikut
Dari himpunan
dicari
kombinasi angka yang memenuhi
Didapat himpunan fisibel yang integer (
,
,
) =
(
6, 7, 10 ), ( 7, 7, 9 ), ( 8, 7, 8 ), ( 9, 7, 7 ), ( 10, 7, 6 ), ( 11, 7, 5 ),
( 6, 8, 9 ), ( 7, 8, 8 ), (8, 8, 7 ), ( 9, 8, 6 ), ( 10, 8,5 ), ( 6, 9, 8 ), (
7, 9, 7), ( 8, 9, 6 ), ( 9, 9, 5 ), ( 6, 10, 7 ), ( 7, 10, 6 ), ( 8, 10, 5 ), (
6, 11, 6 ), ( 7, 11, 5 ), ( 6, 12, 5 ).
Sehingga keuntungan maksimal dana usaha ( danus ) yang
dapat diperoleh adalah
Z = Rp 362.000,00
Dengan 21 cara alternatif untuk pembelian dari masing-masing jenis makanan
yaitu
1.
(
,
,
,
,
) = ( 15, 7, 6,
7, 10 )
2.
(
,
,
,
,
) = ( 15, 7, 6,
8, 9 )
3.
(
,
,
,
,
) = ( 15, 7, 6,
9, 8 )
4.
(
,
,
,
,
) = ( 15, 7, 6,
10, 7 )
5.
(
,
,
,
,
) = ( 15, 7, 6,
11, 6 )
6.
(
,
,
,
,
) = ( 15, 7, 6,
12, 5 )
7.
(
,
,
,
,
) = ( 15, 7, 7,
7, 9 )
8.
(
,
,
,
,
) = ( 15, 7, 7,
8, 8 )
9.
(
,
,
,
,
) = ( 15, 7, 7,
9, 7 )
10. (
,
,
,
,
) = ( 15, 7, 7,
10,6 )
11. (
,
,
,
,
) = ( 15, 7, 7,
11, 5 )
12. (
,
,
,
,
) = ( 15, 7, 8,
7, 8 )
13. (
,
,
,
,
) = ( 15, 7, 8,
8, 7 )
14. (
,
,
,
,
) = ( 15, 7, 8,
9, 6 )
15. (
,
,
,
,
) = ( 15, 7, 8,
10, 5 )
16. (
,
,
,
,
) = ( 15, 7, 9,
7, 7 )
17. (
,
,
,
,
) = ( 15, 7, 9,
8, 6 )
18. (
,
,
,
,
) = ( 15, 7, 9,
9, 5 )
19. (
,
,
,
,
) = ( 15, 7,
10, 7, 6 )
20. (
,
,
,
,
) = ( 15, 7,
10, 8, 5 )
21. (
,
,
,
,
) = ( 15, 7,
11, 7, 5 )
Untuk
mengecek apakah 21 alternatif cara pembelian danus dapat termuat di box, perlu dilakukan pengecekan
kapasitas. Dari data yang ada 1 box
dapat memuat 50 tahu bakso ini berarti kapasitas 1 tahu bakso (
)
dalam box adalah
.
Untuk 1 risoles ayam(
kapasitasnya
,
1 risoles sayur (
kapasitasnya
,
1 martabak (
)
kapasitasnya
,
dan 1 donat (
kapasitasnya
.
Apabila nilai dari c(x) =
dan diperoleh nilai c(x) ≤ 1 maka lima jenis
makanan tersebuat termuat dalam satu box.
Berikut adalah perhitungan c(x) untuk pengecekan
kapasitas :
|
Alternatif
ke
|
|
|
|
|
|
c(x)
|
keterangan
|
|
1
|
15
|
7
|
6
|
7
|
10
|
0,905714286
|
≤ 1
|
|
2
|
15
|
7
|
6
|
8
|
9
|
0,891428571
|
≤ 1
|
|
3
|
15
|
7
|
6
|
9
|
8
|
0,877142857
|
≤ 1
|
|
4
|
15
|
7
|
6
|
10
|
7
|
0,862857143
|
≤ 1
|
|
5
|
15
|
7
|
6
|
11
|
6
|
0,848571429
|
≤ 1
|
|
6
|
15
|
7
|
6
|
12
|
5
|
0,834285714
|
≤ 1
|
|
7
|
15
|
7
|
7
|
7
|
9
|
0,897142857
|
≤ 1
|
|
8
|
15
|
7
|
7
|
8
|
8
|
0,882857143
|
≤ 1
|
|
9
|
15
|
7
|
7
|
9
|
7
|
0,868571429
|
≤ 1
|
|
10
|
15
|
7
|
7
|
10
|
6
|
0,854285714
|
≤ 1
|
|
11
|
15
|
7
|
7
|
11
|
5
|
0,84
|
≤ 1
|
|
12
|
15
|
7
|
8
|
7
|
8
|
0,888571429
|
≤ 1
|
|
13
|
15
|
7
|
8
|
8
|
7
|
0,874285714
|
≤ 1
|
|
14
|
15
|
7
|
8
|
9
|
6
|
0,86
|
≤ 1
|
|
15
|
15
|
7
|
8
|
10
|
5
|
0,845714286
|
≤ 1
|
|
16
|
15
|
7
|
9
|
7
|
7
|
0,88
|
≤ 1
|
|
17
|
15
|
7
|
9
|
8
|
6
|
0,865714286
|
≤ 1
|
|
18
|
15
|
7
|
9
|
9
|
5
|
0,851428571
|
≤ 1
|
|
19
|
15
|
7
|
10
|
7
|
6
|
0,871428571
|
≤ 1
|
|
20
|
15
|
7
|
10
|
8
|
5
|
0,857142857
|
≤ 1
|
|
21
|
15
|
7
|
11
|
7
|
5
|
0,862857143
|
≤ 1
|
Karena semua alternatif nilai c(x) ≤ 1 maka semua alternatif dapat termuat dalam satu box dan menjadi solusi yang fisibel (solusi yang memenuhi semua
kendala, di mana kasus tersebut memiliki kendala pada modal dan tempat/ box). Sehingga lima jenis makanan yang
berbeda dapat termuat dalam satu box
untuk setiap alternatif cara yang dapat dipilih.
VI. KESIMPULAN
Dari permasalahan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
untuk mengoptimalkan keuntungan dari danusan tersebut yaitu banyaknya variasi
menjual danusan. Adapun variasi menjual banyaknya kelima jajanan yaitu Tahu
Bakso, Risoles Ayam, Risoles Sayur, Martabak, Donat berturut turut sebagai
berikut :
( 15, 7, 6,
7, 10 )
( 15, 7, 6,
8, 9 )
( 15, 7, 6,
9, 8 ) ( 15, 7, 6,
10, 7 )
( 15, 7, 6,
11, 6) ( 15, 7, 6,
12, 5 )
( 15, 7, 7,
7, 9 ) ( 15, 7, 7,
8, 8 )
( 15, 7, 7,
9, 7 ) ( 15, 7, 7,
10,6 )
( 15, 7, 7,
11, 5 ) ( 15, 7, 8, 7, 8 )
( 15, 7, 8,
8, 7 ) ( 15, 7, 8,
9, 6 )
( 15, 7, 8,
10, 5 ) ( 15, 7, 9, 7, 7 )
( 15, 7, 9,
8, 6 ) ( 15, 7, 9,
9, 5 )
( 15, 7, 10,
7, 6 ) ( 15, 7, 10, 8, 5 )
( 15, 7, 11,
7, 5 )
DAFTAR PUSTAKA
Irawanto,
Bambang dkk. 2004. Buku Ajar Program
Linear. Semarang: FSM UNDIP